Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Petinggi PDIP Sebut Ahok Memecah-belah Partainya  

Editor

Sugiharto

image-gnews
Ketua Badan Pemenangan Pemilu Teras Narang (kanan) bersama ketua DPP PDIP Andreas Pereira, memberikan keterangan kepada awak media, di Gedung DPP PDI Perjuangan, Jakarta, 10 Desember 2015. TEMPO/Imam Sukamto
Ketua Badan Pemenangan Pemilu Teras Narang (kanan) bersama ketua DPP PDIP Andreas Pereira, memberikan keterangan kepada awak media, di Gedung DPP PDI Perjuangan, Jakarta, 10 Desember 2015. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Komentar pedas soal Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok muncul dari politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang selama ini tak pernah berkomentar miring tentang Ahok, yakni Andreas Hugo Pareira.

“Ahok sebenarnya memang tidak membutuhkan partai-partai politik dan konstituen-konstituen parpol,” kata Andreas kepada Tempo via pesan pendek, Ahad, 21 Agustus 2016.

Andreas bahkan menilai, pola perilaku politik Ahok ini mengadu domba dan memecah belah antarkader PDI Perjuangan. Dia pun menilai Ahok dengan licik mencoba mengadu domba Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat dengan partainya, PDI Perjuangan. “Berlindung di balik ceritanya tentang dukungan dari Ketum PDIP,” ucapnya.

BacaAhok: Tanpa Semua Partai Saja Saya Berani

Andreas menanggapi klaim Ahok yang menyatakan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah mendukung dia sebagai calon gubernur. Dukungan itu, menurut dia, disampaikan dalam pertemuan yang berlangsung di kantor pusat PDIP Perjuangan pada Rabu sore sekitar pukul 16.00 WIB, 17 Agustus 2016. Kontroversi pun muncul, sebab PDI Perjuangan DKI Jakarta menyatakan menolak Ahok. Belakangan, Ahok menganulir pernyataannya dan menyatakan itu pendapat pribadinya.

Kemudian Ahok menyatakan kedatangannya ke kantor Partai Banteng itu hanya untuk meminta izin untuk meminang Djarot menjadi calon wakil gubernur mendampingi dia. Ahok bahkan menegaskan dia tak meminta dukungan PDI Perjuangan. Sebab, dukungan tiga partai—NasDem, Hanura, Golkar—sudah cukup. "Saya enggak minta PDIP (gabung), loh. Saya minta Djarot mau enggak ikut saya jadi wakil," kata Ahok di Balai Kota DKI, Jumat, 19 Agustus 2016.

BacaAhok: Saya Minta Djarot, Bukan Minta PDIP Gabung 

Pernyataan Ahok itu dibantah Andeas. Menurut dia, dalam pertemuan yang juga dihadiri para petinggi partai, Ahok meminta dukungan dari PDI Perjuangan. “Saya tahu pembicaraannya,” ujarnya kepada Tempo.

Andreas, yang juga Ketua PDIP Perjuangan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat, mengatakan perilaku Ahok semakin jelas terlihat untuk mencapai kekuasaan. Ahok melihat partai politik hanya sebagai kuda tunggangan guna mencapai tujuan, yakni berkuasa di DKI Jakarta.

Dia juga berpendapat cara berpikir Ahok sangat pragmatis. Semua cara bisa digunakan. “Entah itu Teman Ahok, entah itu parpol atau apa pun alat yang digunakan yang penting adalah dia berkuasa.” Setelah berkuasa, Andreas menambahkan, Ahok akan dengan mudah mencampakkan alat itu jika dirasa tidak lagi bermanfaat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

BacaDidukung Golkar, Ahok: Seperti Kembali ke Rumah

Penilaian Andreas ini berdasarkan fakta karier politik Ahok yang “loncat” dari satu partai ke partai lainnya. Ahok memulai karier politiknya dengan bergabung di Partai Indonesia Baru, yang mengantarkan dia menjadi Bupati Belitung Timur. Ahok lalu berpindah kapal ke Partai Golkar untuk menjadi anggota DPR RI 2009-2014. Kemudian, pada 2012, dia hengkang dari DPR dan Golkar ke Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) untuk menjadi Wakil Gubernur DKI mendampingi Gubernur Joko Widodo.

“Ketika terpilih menjadi wakil gubernur, Ahok meninggalkan Gerindra,” ucap Andreas.

Andreas menuturkan, kini menjelang pemilihan kepala daerah 2017, Ahok membentuk tim sukses bernama Teman Ahok agar bisa maju via jalur perseorangan. Lewat Teman Ahok, ia mengklaim bisa mengumpulkan 1 juta KTP dukungan. Tak sampai bereksperimen di jalur perseorangan, Ahok banting setir ke jalur parpol dengan dukungan Partai NasDem, Hanura, dan Golkar.

BacaPolitikus Gerindra Sebut Watak Ahok Suka Meloncat Sana-Sini 

Sekarang Ahok kembali mendekati PDI Perjuangan yang setia mendukung dia sejak 2012. Tapi, kata Andreas, dengan memainkan politik memecah-belah.

Dengan track record loyalitasnya yang buruk dan political tricky yang sangat licin, menurut Andreas, bukan hanya PDI Perjuangan yang perlu berpikir ulang untuk mengusung Ahok. Partai-partai yang sudah mendukung pun perlu berpikir lagi. “Itu kalau tidak hendak menjadi korban pragmatisme Ahok,” ucap Andreas.

Simak pula:
Ojek Online-Kelompok Pemuda Bentrok, 5 Pengojek Tumbang  
Elektabilitas Ahok Turun, Siti Zuhro Kritik Metode Survei  
Warga Bukit Duri Tebet Dipindahkan Lagi Siang Ini  
Elektabilitas Ahok Turun 5 Persen, Menurut Survei  
Elektabilitas Ahok Turun, Ini Penyebabnya

JOBPIE SUGIHARTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

28 hari lalu

Jakarta Banjir, Heru Budi Minta Maaf: Mohon Dimaklumi
Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.


Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

28 hari lalu

Terdakwa kasus tindak pidana penodaan agama Panji Gumilang (tengah kemeja kuning) saat hendak meninggalkan ruang persidangan di Pengadilan Negeri Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 20 Maret 2024. Foto: ANTARA/Fathnur Rohman
Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.


81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

42 hari lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin memotong tumpeng bersama istrinya, Wury Estu Handayani saat mengadakan tasyakuran hari ulang tahunnya di rumah dinasnya di Jalan Diponegoro, Jakarta, 11 Maret 2020. Ma'ruf Amin hari ini berulang tahun yang ke-77. TEMPO/Friski Riana
81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.


Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

45 hari lalu

Ilustrasi KJMU. Istimewa
Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?


Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

46 hari lalu

Politikus PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan orasi politiknya dalam acara Ahokers Bareng Ganjar di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud, Jakarta, Minggu, 4 Februari 2024. Relawan Ahokers resmi mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024. ANTARA/Aprillio Akbar
Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?


69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

47 hari lalu

Wakil Gubernur Deddy Mizwar memeriksa barisan saat upacara Resimen Mahasiswa Mahawarman di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 11 Januari 2017. TEMPO/Prima Mulia
69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.


Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

51 hari lalu

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tertawa bersama dengan Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) usai hadiri acara pelantikan anggota DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

Pengamat politik mengatakan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih memiliki suara kuat di Jakarta.


Di TPS Ahok, Ganjar-Mahfud Unggul dengan 113 Suara

14 Februari 2024

Mantan Gubernur DKI Jakarta, yang terakhir menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersama istri, Puput Nastiti Devi dan putranya, Sean, menggunakan hak pilih di TPS 112 yang berada di Jalan Pantai Mutiara, Pluit Jakarta Utara. Rabu, 14 Febuari 2024. Ketiganya tampak kompak mengenakan baju berwarna gelap. TEMPO/Yuni Rahmawati
Di TPS Ahok, Ganjar-Mahfud Unggul dengan 113 Suara

Paslon Ganjar-Mahfud memimpin suara di TPS tempat Ahok menyalurkannhak suara.


Keluarga Ahok Sepaket Pilih Calon yang Berasal dari PDIP

14 Februari 2024

Mantan Gubernur DKI Jakarta, yang terakhir menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersama istri dan dua anaknya gunakan gak pilih di TPS 112 yang berada di Jalan Pantai Mutiara, Pluit Jakarta Utara. Rabu, 14 Febuari 2024. TEMPO/Yuni Rahmawati
Keluarga Ahok Sepaket Pilih Calon yang Berasal dari PDIP

Ahok berharap, pemilu yang diadakan setelah Imlek ini membawa kemakmuran, keadilan, kesehatan dan kebahagiaan yang akan dirasakan oleh masyarakat.


Nyoblos di TPS 112 Pluit, Ahok Berharap Pemilu 2024 Bawa Kemakmuran

14 Februari 2024

Mantan Gubernur DKI Jakarta, yang terakhir menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersama istri dan dua anaknya gunakan gak pilih di TPS 112 yang berada di Jalan Pantai Mutiara, Pluit Jakarta Utara. Rabu, 14 Febuari 2024. TEMPO/Yuni Rahmawati
Nyoblos di TPS 112 Pluit, Ahok Berharap Pemilu 2024 Bawa Kemakmuran

Ahok datang bersama istri dan dua anaknya pada pukul 07.10 WIB dengan mobil berwarna hitam.