TEMPO.CO, Depok - Buntut dari bentrokan antara pengemudi ojek online dan sekelompok pemuda di dekat pusat perbelanjaan kawasan Margonda, Depok, pekan kemarin, Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad bakal mengatur tempat mangkal ojek online.
"Kami sudah minta dinas untuk melakukan evaluasi dan kajian, serta penertiban tempat mangkal ojek online," kata Idris seusai rapat paripurna di Gedung DPRD Kota Depok, Selasa, 23 Agustus 2016.
Selain itu, Depok juga telah menunggu regulasi dari pemerintah untuk mengatur keberadaan ojek online, mengingat jumlahnya yang semakin banyak. "Selama ini ada perbedaan persepsi. Kalau pusat ada aturan atau nomenklatur, untuk pemerintah daerah agar bisa mengatur dan buat aturan untuk ojek online lebih baik," ucapnya.
Idris telah meminta pendataan kasus-kasus kekerasan yang terjadi antara ojek online dan sebagian masyarakat. Dengan adanya penataan ojek online, kata dia, ke depan bisa mencegah terjadinya gesekan di tengah masyarakat.
Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Besar Harry Kurniawan mengatakan polisi bakal intensif memberantas premanisme di Depok. Pasca-terjadi bentrokan antara pengemudi ojek online dan kelompok pemuda, polisi sudah membongkar gubuk yang sering dijadikan markas para timer angkutan umum di Depok. "Tindakan premanisme tidak boleh dibiarkan. Masyarakat ingin wilayahnya kondusif," ujarnya.
Ratusan pengemudi ojek online baku hantam dengan timer pusat perbelanjaan Depok Town Square, Sabtu, 20 Agustus 2016. Tiga pengemudi ojek online dilarikan ke rumah sakit karena terkena hantaman benda tumpul dan sabetan senjata tajam. Dua pemuda ditahan atas penyerangan terhadap pengemudi online, Senin kemarin.
IMAM HAMDI