TEMPO.CO, Jakarta - Sandiaga Uno, calon gubernur yang baru saja didukung Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Jakarta dalam pemilihan kepala daerah 2017, menyatakan tak gentar dengan isu Panama Papers yang menerpanya.
“Enggak, tidak gentar,” ujar Sandiaga kepada Tempo seusai deklarasi dukungan PKB ke Sandiaga, di Cakung, Kamis, 25 Agustus 2016.
Sandiaga mengatakan dirinya memegang prinsip keterbukaan. Hal itu juga, kata dia, yang memang diinginkan masyarakat. “Terlihat keinginan masyarakat untuk melihat sesuatu yang lebih transparan,” katanya.
Sebagai calon gubernur, Sandiaga mengatakan bakal melaporkan seluruh harta kekayaan yang dia miliki hingga jumlah pajak yang dia bayarkan pada tahun lalu guna merealisasikan prinsip itu. “Saya akan memulainya dengan itu,” tuturnya.
Nama Sandiaga Uno muncul di antara para pemilik perusahaan offshore yang terungkap lewat skandal Panama Papers. Mereka adalah perusahaan yang dibentuk di negeri surga pajak lewat jasa biro hukum Mossack Fonseca. Pada April kemarin, Sandiaga berjanji akan membuka aset-asetnya jika menjadi pejabat publik.
Sandiaga menyatakan juga akan membeberkan besaran dana kampanye enam bulan ke belakang. Dia memang sudah blusukan lebih dulu sebelum akhirnya PKB menyatakan dukungan.
Dia pun meminta supaya sang pertahana, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, bisa mengikuti langkah Sandiaga yang melakukan keterbukaan. “Jadi saya juga minta para calon, termasuk Basuki dengan relawannya, membuka yang sama karena masyarakat ingin transparan,” ujar Sandiaga.
Sandiaga telah didukung Partai Gerindra untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta 2017. Terpilihnya Sandiaga berdasarkan Rapat Koordinasi Nasional Partai Gerindra pada Jumat, 29 Juli 2016 di Hambalang. Dia mengalahkan Wakil Menteri Pertahanan Letjen Sjafrie Sjamsoeddin yang sebelumnya disebut-sebut bakal diusung Gerindra.
DEVY ERNIS