TEMPO.CO, Jakarta - General Manager PT Prima Buana Internusa Evans Walat, pengelola apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, mengatakan pengelola akan mengadakan sosialisasi mengenai penetapan biaya kelangkaan air kepada penghuni apartemen pada Senin, 29 Agustus 2016.
"Kami akan undang perwakilan mereka pada Senin. Di situ saya akan buka semuanya. Kenapa saya ambil kebijakan menagih? Karena kita harus mengembalikan uang Rp 33 miliar yang kita pakai untuk membeli air selama tiga tahun," kata Evans saat dihubungi, Sabtu, 27 Agustus 2016.
Pagi tadi, penghuni apartemen Kalibata City memprotes penetapan biaya kelangkaan air oleh pengelola. Biasanya, menurut salah satu penghuni, Ade Tedjo Sumono, penghuni dikenakan tarif Rp 7.450 per meter kubik. Ke depan, penghuni dikenakan biaya tambahan Rp 11.486 per meter kubik.
Baca:
Penghuni Kalibata City Protes Biaya Kelangkaan Air
Penghuni Kalibata City Protes Tarif Air, Ini Kata Pengelola
Evans beralasan, biaya kelangkaan air tersebut perlu dibebankan kepada penghuni karena pengelola terpaksa membeli air ke vendor. Pembelian air ke PT Aetra Air Jakarta dilakukan karena PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) sebagai pemasok air tidak mampu menyediakan air sesuai dengan kebutuhan.
Harga air dari Aetra mencapai Rp 33.750 per meter kubik. Sementara itu, harga air dari Palyja hanya Rp 7.450 per meter kubik. Dengan adanya selisih Rp 26.300, pengelola harus mengambil Rp 33 miliar dari dana iuran pemeliharaan lingkungan (IPL) untuk membeli air sejak 2013.
Untuk menyelesaikan permasalahan itu, Evans telah berkirim surat ke PT PAM Jaya selaku induk perusahaan Palyja dan Aetra. "Aetra mau masukin air ke Kalibata City dengan harga yang sama dengan Palyja. Tapi Jakarta Selatan tidak termasuk zona operasionalnya," tuturnya.
Baca:
Palyja Bantah Kenakan Tarif Kelangkaan Air di Kalibata City
Agar Aetra dapat menyalurkan air ke apartemen Kalibata City yang terletak di Jakarta Selatan itu, Evans membutuhkan izin dari PAM Jaya. "Aetra mau kok, asal PAM Jaya memberi izin. Target kami, kalau Palyja dan PAM Jaya enggak ada masalah, sekitar Desember sudah selesai," katanya.
Ke depannya, menurut Evans, pengelola juga akan membangun pengolahan air sendiri dengan memanfaatkan danau yang berada di depan apartemen Kalibata City. "Kami kerja sama dengan vendor. Kontraknya 1.200 meter kubik per hari dengan harga di bawah Palyja, Rp 6.600 per meter kubik," ujarnya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI