TEMPO.CO, Jakarta - Polisi memastikan, jumlah tersangka dalam perampokan dan penyanderaan di Pondok Indah ada lima orang. Kepastian ini diperoleh setelah polisi mendatangi hotel tempat komplotan itu merencanakan perampokan. "Tadi kami bawa tersangka ke hotel tempat mereka bertemu sebelum mereka melakukan aksinya," kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hendy F Kurniawan, Ahad, 4 September 2016.
Sekitar pukul 13.30 WIB, dua tersangka yang telah ditangkap, AJS dan S, dibawa oleh tim Subdirektorat Jatanras Polda Metro ke Ciputat. Dua tersangka itu diminta untuk menunjukan hotel yang mereka gunakan untuk merencanakan perampokan. Pemeriksaan di hotel itu berlangsung selama enam jam.
Baca: Perampokan di Pondok Indah, Misteri 4 Jimat Milik Penyandera
Sebelumnya S mengaku ada dua tersangka lain yang terlibat dalam perampokan itu. Dua tersangka itu yang masih buron itu berasal dari Sragen, Jawa Tengah. Mereka mengantar AJS dan S menunggu mobil. Namun berdasarkan pemeriksaan di hotel, polisi mendeteksi ada satu tersangka baru, di luar dua orang yang buron itu. "Dari pengecekan tadi ternyata ada satu orang lain," kata Hendy.
Baca: Perampokan di Pondok Indah, Polisi Buru Dua Tersangka Lain
Namun Hendy belum mengetahui peran pasti dari para pelaku lain tersebut. Ia hanya memastikan bahwa satu di antaranya berperan sebagai pengemudi kendaraan yang membawa AJS dan S ke rumah korban di Jalan Bukit Hijau IX, Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Hendy mengatakan polisi masih mengejar tiga tersangka yang borun itu. Dari informasi saat ini, kata dia, para pelaku kabur secara terpisah. Ada yang masih di sekitar Jakarta, dan ada pula yang sudah keluar dari Jakarta.
Baca: Kejanggalan-kejanggalan Perampokan Rumah di Pondok Indah
Kemarin, AJS dan S ditangkap saat merampok kediaman Asep Sulaeman Jalan Bukit Hijau IX, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Kejahatan mereka ketahuan setelah salah satu pembantu korban berhasil menyelinap dan meminta bantuan. Polisi mengepung tempat tinggal Asep dan menggagalkan perampokan itu.
Dari pengakuan AJS, ia pernah bekerja sebagai security PT ExxonMobil Indonesia dan pernah menjadi pengawal Asep saat korban menjadi Senior Vice President di perusahaan itu. "Masih didalami, apakah sudah mengenal mantan bosnya atau ada rencana lainnya," kata Hendy.
EGI ADYATAMA