TEMPO.CO, Jakarta - Ketup Umum Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Betawi Zainudin alias Oding menepis tudingan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bahwa organisasi yabg dipimpinnya berpolitik praktis menjelang Pilkada DKI 2017.
Menurut Oding, Bamus Betawi adalah organisasi yang menghimpun masyarakat Betawi sehingga turut merespons perkembangan dan dinamika di Ibukota DKI Jakarta. Hasil Rapat Pimpinan Bamus Betawi soal Pilkada 2017 antara lain menawarkan kepada partai politik menunjuk mengajukan salah satu putra Betawi sebagai calon wakil gubernur. Sedangkan untuk calon gubernur, Bamus menyerahkan sepenuhnya kepada partai.
"Terserah partai. Mau ambil alhamdulillah, mau tidak, ya kebangetan. Ini bukan berpolitik, kan? Ini, kan aspirasi putra daerah. Masa begitu dibilang berpolitik?" katanya kepada Tempo, pada Selasa, 6 September 2016. "Bamus netral tidak dukung-mendukung."
Bamus Betawi menyodorkan sejumlah nama, yakni Nachrowi Ramli, Abraham Lunggana, Saefullah, dan Sylviana Murni. Empat nama tersebut sudah disodorkan kepada partai dan sebagian telah merespons, antara lain Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Gerindra. "Kami hanya minta wagub sebagai bentuk penghargaan orang asli pribumi, yakni Betawi. Boleh, dong?" ucap Oding.
Baca: Bamus Betawi: Bakal Calon Gubernur Jakarta Harus Muslim
Oding merespons ancaman Ahok yang akan menghentikan dana hibah untuk Bamus Betawi sebesar Rp 4-5 miliar per tahun dari Pemerintah daerah DKI Jakarta lantaran Bamus dinilai telah berpolitik dan melanggar konstitusi.
Menurut Ahok, Bamus Betawi telah melanggar Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. "Mereka bilang Jakarta harus Betawi yang jadi gubernurnya. Itu udah enggak betul. Kalau saya sih, enggak takut," kata Ahok di Balai Kota, Selasa, 6 September 2016.
Ahok mempersilakan Bamus Betawi untuk berpolitik, tapi pihaknya tak akan mengucurkan dana hibah Rp 4-5 miliar per tahun. Ahok keberatan Bamus Betawi mengusung calon untuk maju dalam Pilkada 2017. Bahkan, dalam salah satu kegiatan ada seruan dan pidato menebar kebencian dengan isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA). "Bagaimana uang rakyat dipakai untuk Bamus Betawi seperti itu. Kalau mau nolong Betawi ya fokus aja di Setu Babakan, tari-tarian, pasti kami dukung," kata Ahok.
Baca: Soal Video Bersama Tommy Winata, Ahok: Itu Konteksnya...
Oding juga membantah telah mengobarkan kebencian dengan isu SARA demi menyokong calon putra Betawi. Menurut dia, tindakan rasis hanya dilakukan oleh pihak-pihak individu yang tidak bertanggungjawab. "Kalau ada orang yang menyuarakan ini, tentu di luar tanggung jawab Bamus Betawi. Lebih kepada individu. Kami tidak punya kewenangan," tuturnya.
Dia membenarkan Bamus Betawi selama tiga tahun belakangan ini mendapatkan dana hibah Rp 5 miliar. Tahun lalu, dana yang terpakai hanya Rp 2,5 miliar, sedangkan tahun ini dana hibah tersebut belum mengucur. "Enggak tahu kenapa, mungkin karena prosesnya panjang," kata Oding.
LARISSA HUDA
Terpopuler:
Pakar Patologi Duga Mirna Meninggal Akibat Sakit Jantung
Ini Penjelasan Bahwa Mirna Tewas Bukan karena Sianida
Sidang Kopi Maut: 3 Senjata Jessica Mentahkan Tuduhan Jaksa
Debat Sengit Jaksa dan Kuasa Hukum Jessica Soal Saksi Ahli