TEMPO.CO, Jakarta - Komplotan perampok yang menyatroni kediaman mantan Senior Vice President PT ExxonMobil Indonesia, Asep Sulaeman, di Pondok Indah ternyata mengincar uang pesangon korban. Asep belum lama ini melepas jabatannya di perusahaan minyak itu.
"Pelaku mengetahui pesangon Asep berjumlah besar, sehingga mereka tergiur melakukan perampokan di rumah Asep ketika pensiun. Jumlahnya mencapai miliaran," kata Kepala Sub-Direktorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hendy F. Kurniawan, Sabtu, 10 September 2016.
Polisi telah menahan semua anggota komplotan itu yang berjumlah lima orang. Satu di antaranya menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya kemarin sore. Di antara kelima pelaku, Hendy mengatakan, otaknya adalah pelaku berinisial AJS. AJS mengaku pernah menjadi pengawal pribadi korban selama beberapa bulan dan sempat menjadi petugas keamanan di PT ExxonMobil Indonesia.
Namun, dari keterangan kelima pelaku, hanya keterangan dari AJS yang berbeda. AJS ngotot menyanggah peristiwa itu sebagai perampokan. "Jadi pengakuan AJS ini tidak didukung keterangan dari pengakuan tersangka lainnya," ujar Hendy.
Karena itu, Hendy menyebutkan saat ini pihaknya masih menyimpulkan bahwa motif utama di balik kejadian itu adalah murni perampokan. "Kesimpulan yang kami susun berdasarkan keterangan para saksi dan barang bukti yang kami dapati," tuturnya.
Peristiwa perampokan dan penyanderaan itu terjadi pada Ahad lalu. AJS dan S masuk ke rumah Asep pada pukul 06.00. Saat itulah polisi menyebut perampokan terjadi.
Ketika pembantu rumah tangga Asep kabur dan melaporkan adanya perampokan, barulah polisi datang mengepung rumah Asep. AJS dan S baru ditangkap pukul 14.00. Dari tangan AJS, disita sebuah pistol Walther kaliber 32.
EGI ADYATAMA