TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional DKI Jakarta Eko Hendropurnomo mengatakan partainya masih tergabung dalam Koalisi Kekeluargaan bersama tujuh partai politik.
"Karena saya inisiator Koalisi Kekeluargaan, kami masih form dengan Koalisi Kekeluargaan," kata Eko di kantor Ekomando, Cipinang, Jakarta Timur, Selasa, 13 September 2016.
Menurut Eko, PAN belum terpikir untuk membentuk koalisi lain di luar Koalisi Kekeluargaan. Pria yang dikenal dengan nama Eko Patrio itu juga membantah kabar bahwa suara PAN terpecah dan hendak membentuk poros baru bersama Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Persatuan Pembangunan. "Sampai detik ini, saya belum pernah diajak ngobrol dan belum punya pemikiran sedikit pun terkait dengan poros-poros lain," ujarnya.
Wacana pembentukan poros baru sebelumnya diungkapkan oleh bakal calon Gubernur Jakarta 2017, Yusril Ihza Mahendra. Dalam acara deklarasi kelompok pendukungnya pada Ahad lalu, Yusril mengklaim didukung oleh Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Kebangkitan Bangsa. Yusril menyebut koalisi partai tersebut sebagai poros baru.
Total jumlah kursi yang terkumpul jika empat partai tersebut bergabung adalah 28 kursi. Jumlah tersebut sudah mencukupi syarat untuk mengusung calon gubernur dan wakil gubernur. Sebab, jumlah minimal untuk mengusung pasangan calon adalah 22 kursi.
Adapun Koalisi Kekeluargaan sebelumnya dibentuk pada awal Agustus 2016. Koalisi tersebut dibentuk oleh tujuh pemimpin partai di tingkat DKI. Ketujuh partai yang tergabung adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Gerindra, Partai Amanat Nasional, PPP, PKB, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Demokrat.
Meski demikian, kata Eko, PAN mendukung bekas Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli maju dalam pemilihan Gubernur Jakarta tahun depan. "PAN yang merupakan bagian dari inisiator Koalisi Kekeluargaan akan men-support Bang Rizal Ramli menjadi kandidat Gubernur DKI," katanya.
FRISKI RIANA