TEMPO.CO, Jakarta-PT Agung Podomor Land-- penguruk Pulau G-- siap menyesuaikan desain pulau agar tak berbahaya bagi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Muara Karang. Perubahan desain yaitu bagian kecil pulau di sisi selatan harus dipotong sedikit agar ada ruang yang lebih banyak untuk air pendingin PLTU.
"Kami tak ada masalah. Siap melaksanakan sesuai rekomendasi pemerintah," kata Senior General Manager Podomoro Alvin Andronicus, Senin, 12 September 2016.
BACA: Luhut: Jangan Adu Saya dengan Rizal Ramli
Proyek Pulau G Dihentikan, Agung Podomoro: Kami Dihabisi
Selain memotong pulau, Podomoro juga harus membangun tanggul tambahan yang memanjang dari ujung kanan bawah pulau hingga ke timur. Ini dilakukan agar tanggul menghalangi aliran air buangan PLTU yang suhunya panas agar tak bercampur dengan air dari inlet PLTU. Desain tanggul dan spesifikasinya akan dirumuskan kemudian oleh tim teknis yang dibentuk Kementerian Koordinator Kemaritiman.
Raksasa properti itu mengklaim keputusan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Panjaitan melanjutkan reklamasi sangat menguntungkan iklim investasi di Indonesia. "Ini merupakan komitmen pemerintah untuk melanjutkan dan mensukseskan program tanggul laut raksasa yang di antaranya ada reklamasi 17 pulau," kata Alvin.
Perubahan desain Pulau G disepakati dalam rapat koordinasi Jumat pekan lalu. Dalam rapat, PT PLN meminta pengembang Podomoro mengerjakan tanggul itu lebih dulu sebelum kembali menguruk pulau. "Pengembang tidak keberatan merubah desain," kata Staf Khusus Menteri Luhut, Atmadji Sumarkidjo.
Reklamasi Pulau G dihentikan Juni lalu oleh Menteri Koordinator Kemaritiman sebelum Luhut, Rizal Ramli. Ada empat pelanggaran Pulau G menurut Rizal. Yaitu mengganggu instalasi listrik dan pipa gas, mengganggu kerja PLTU Muara Karang karena jaraknya yang terlalu dekat dengan reklamasi, mengganggu kehidupan biota laut, dan menganggu jalur pelayaran nelayan Teluk Jakarta.
Baca juga:
Inikah Sinyal Kuat Megawati Mau Muluskan Jalan buat Ahok
Lapor Diperkosa, Begini Kisah Si Wanita Mengenal Gatot
Belakangan Luhut mengatakan empat masalah itu bisa diatasi dengan rekayasa teknis yang dirancang bersama PLN, Pertamina, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Luhut lalu membentuk tim teknis yang terdiri dari lembaga-lembaga itu untuk melakukan rekayasa detail.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir yakin solusi membangun tanggul dan memotong Pulau G akan aman bagi PLTU Muara Karang. "Kita masalah pembuangan air. Ternyata kalau dibuatkan kolom, dipotong sedikit, air buangan bisa dibuang ke sebelah kiri pulau. Akhirnya selesai tidak ada masalah," kata Sofyan. "Secara teknis pasti ada solusinya."
INDRI MAULIDAR
Baca juga:
Reza & Isteri Gatot Diduga Ikut Pesta Makanan Jin, Benarkah?
Dituduh Menyetir & Menguasai Mario Teguh, Ini Reaksi Linna