TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta Rizal Ramli tak ambil pusing mengenai koalisi menjelang Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017, meski partai yang mengusungnya, Partai Amanat Nasional (PAN), hingga kini belum memiliki koalisi solid untuk memenuhi persyaratan pencalonan 22 kursi.
Baca:
Hasil Survey Terbaru, Rismaharini Ungguli Ahok
Ahok Larang Bamus Betawi Berpolitik, Lulung: Dia Gak Ngerti
Ahok Daftar Calon Gubernur di Hari Pertama, Ini Alasannya
Menurut Rizal, partai-partai terkenal menggunakan sistem kebut semalam. "Partai politik pakai sistem kebut semalam. Sekarang semua monitoring dan memantau. Nanti pada waktunya akan mengerucut. Kalau partai mencalonkan calon ecek-ecek, rakyat akan curiga," katanya di Gedung Joang dalam acara "Jakarta Menggugat Bersama Ormas Betawi", Kamis, 15 September 2016.
Rizal yakin partai-partai besar tidak akan mengusung calon inkumben Basuki Tjahaja Purnama, yang ia juluki "raja gokil". Menurut mantan Menteri Koordinator Kemaritiman itu, semua partai ingin perubahan. "Esensinya, semua hampir ingin 'raja gokil' selesai. Semua kompak mau itu," ujar Rizal.
Rizal baru diusung PAN untuk menjadi calon gubernur. Mereka butuh 20 kursi lagi untuk melewati ambang batas Pilkada DKI 2017, yaitu 22 kursi. Tak pelak, Rizal butuh koalisi besar partai-partai agar ia bisa melawan Basuki, yang lebih dulu mendapat dukungan dari Golkar, Hanura, dan NasDem dengan 24 kursi.
Soal wakil pendampingnya, Rizal juga tak mau ambil pusing. Semua ia serahkan kepada PAN dan partai-partai yang tertarik berkoalisi dengan PAN.
INDRI MAULIDAR