TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anak bernama Rivandli menarik perhatian tamu yang hadir pada acara Hari Anak Jakarta Membaca (Hanjaba) di Balai Kota DKI. Pasalnya, anak yang masih berusia 9 tahun itu, sempat berhenti ketika membacakan puisi untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Suara lantang Rivandli terhenti saat tengah membaca sajaknya. Lalu, ia mulai meraba catatan dengan huruf braille yang ia baca. Sajak itu terhenti menyisakan keheningan di ruang Balai Agung itu. Lalu, tiba-tiba Ahok menghampiri anak penyandang tuna netra itu.
Ahok yang saat itu didampingi oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mendekat ke arah Rivandi dan mengusap punggung anak itu. Ahok tampak sedikit berbisik. "Semangat ya, terima kasih," begitu kata Rivandli menirukan ucapan Ahok.
Rivandli masih berusaha membaca sajaknya dengan terus meraba catatan braile miliknya. Ahok masih terus mengelus punggungnya. Sampai akhirnya, terdengar suara dari microphone yang membantu Rivandli mengingat sajaknya.
"....Dengan segala ambisi untuk menaklukkan Jakarta. Dia membawa perubahan bagi kota kami tercinta. Terima kasih, bapak Basuki Tjahaja Purnama. Semangat terus, Pak. Kami terus mendukungmu...."
Rivandli mengaku dirinya merasa canggung saat membacakan puisi di depan Gubernur Ahok . Padahal, membaca puisi di depan umum bukan pertama kali ia lakoni. Rivandli pernah menjuarai lomba membaca puisi tingkat provinsi dan meraih peringkat sepuluh besar tingkat nasional pada tahun lalu.
"Aku grogi karena baru semalam dikasih tahu, dan latihan baca puisinya," kata Rivandli.
Puisi itu merupakan karya Rivandli yang dibantu oleh ibunya, Rina Yusvita. Bagi Rivandli, pertemuannya dengan Ahok bukanlah yang pertama. Rivandli pernah bertemu Ahok saat peresmian rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di daerah Kebon Nanas, Jakarta Timur.
"Ketemu Pak Gubernur, waktu ke sekolah peresmian rusun, aku datang karena dekat sekolah. Aku sekolah di SLB Negeri 7 Jakarta," kata Rivandli.
Meskipun ia tidak berani berandai-andai bisa berkunjung ke rumah Ahok, Rivandli menaruh harapan kepada sang Gubernur untuk menyelesaikan masalah di Jakarta, salah satunya masalah kemacetan. "Macet enggak enak. Aku pernah kena macet. Panas," kata anak yang bercita-cita menjadi ustad ini.
LARISSA HUDA