TEMPO.CO, Jakarta - Kiprah Sylviana Murni dimulai ketika mengikuti Abang & None puluhan tahun silam, tepatnya Juni 1981 saat berumur 23 tahun. Kepada Tempo, lulusan Universitas Jayabaya, mengaku bangga sebagai anak betawi. "Saya sadar tidak berwajah cantik dan tinggi, tapi saya mengandalkan otak dan kepekaan hati. Saya ingin dunia tahu perempuan Betawi itu cerdas," ucapnya.
Baca: Bertemu Ahok, Begini Isi Pamitan Sylviana Murni
Tidak disangka anak dari ibu Betawi Kemayoran dan ayahnya Betawi Jatinegara terpilih menjadi None Jakarta. Selanjutnya perempuan kelahiran Jakarta, 11 Oktober 1958 mencapai karir cemerlang di provinsi DKI Jakarta. Segala macam profesi sudah dicoba ibu dua anak ini. Awal karirnya ia menjabat sebagai Staf/penatar BP-7 DKI selama dua tahun dari 1985 sampai 1987.
Selesai dari situ selama beberapa tahun ia menjabat di bagian Biro Pembinaan Mental DKI Jakarta. Dari Kepala Subbagian Pendidikan Luar Sekolah, lalu Kepala Subbagian Seni Budaya. Sampai akhirnya selama dua tahun dari 1995 dipercaya sebagai Kepala Bagian Kebudayaan Biro Pembinaan Mental. Dalam menjalankan tugasnya Sylviana memegang teguh prinsip 2R, yaitu regulasi dan religi.
Baca juga:
Anies Bisa Kalahkan Ahok? Inilah 5 Hal Mengejutkan di Pilkada DKI
Kapolri Ungkap 2 Teman Wanita Krishna Murti, Video Papa…
Regulasi digunakan Sylvia sebagai pedoman menjalankan tugas. "Regulasi untuk rambu-rambu duniawi, sedangkan religi untuk kepentingan kehidupan di akhirat nanti," ujarnya. Puncak karirnya ketika 2008 terpilih menjadi Wali Kota Jakarta Pusat. Wali Kota perempuan pertama Jakarta ini mempunyai kebiasaaan unik ketika memimpin Jakarta Pusat. Ia menuliskan inisial "GeSylMonShaCherEl" di setiap pesan pendek yang dikirimkannya, termasuk kepada wartawan.
"Itu inisial nama anggota keluarga saya," kata penggemar tanaman Sansiviera. Inisial itu kepanjangan dari nama Gde, suaminya; Sylviana, Monica, dan Shandy, dua anaknya; Cherryl, cucunya; serta Elina, menantunya.
Baca: Sylviana Murni Ungkap Perkenalannya dengan Agus Yudhoyono
Jabatan paling seram yang pernah diembannya saat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ketika itu menunjuknya sebagai pelaksana tugas Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta, Februari 2013. Waktu itu pun ia tetap berjanji Satpol PP yang ia pimpin lebih halus namun tetap tegas dalam menjalankan tugasnya. "Pendekatan ini mengedepankan dialog persuasif, tidak menggunakan kekerasan," ujarnya.
BIODATA
- S1 Hukum Administasi Negara Universitas Jaya Baya Jakarta (1983).
- S2 Manajemen Kependudukan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1999).
- S3 Manajemen Pendidikan Fakultas Kependidikan Universitas Negeri Jakarta (2005).
KARIER
- None Jakarta (1981).
- Staf Penatar BP-7 DKI (1985-1987).
- Staf Biro Pembinaan Mental DKI (1987-1989).
- Kepala Sub-Bagian Pendidikan Luar Sekolah Biro Bintal DKI (1989-1991).
- Kepala Sub-Bagian Seni Budaya Biro Bintal DKI (1991-1995).
- Kepala Bagian Kebudayaan Biro Bintal DKI (1995-1997).
- Anggota Fraksi Golkar DPRD DKI (1997-1999).
- Kepala Biro Bina Sosial DKI (1999-2001).
- Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI (2001-2004).
- Kepala Dinas Pendidikan Dasar DKI (2004-2008).
- Wali Kota Jakarta Pusat (2008-2010).
- Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta (2010-sekarang).
- Pelaksana Tugas Kepala Satpol PP.
- Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan Jakarta
- Pelaksana harian Wali Kota Jakarta Barat
- Deputi Gubernur Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
- Asisten Pemerintahan
- Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan
EVAN | PDAT | SUMBER DIOLAH TEMPO
Baca juga:
Anies Bisa Kalahkan Ahok? Inilah 5 Hal Mengejutkan di Pilkada DKI
Kapolri Ungkap 2 Teman Wanita Krishna Murti, Video Papa…