TEMPO.CO, Depok - Koordinator Taruna Tanggap Bencana Kota Depok Abdillah mengatakan banjir yang terjadi di Depok disebabkan karena tata kota yang tidak direncanakan dengan matang. Sehingga, saban tahun jumlah titik banjir selalu dibertambah. "Ssekarang sudah lebih dari 50 titik banjir," ujar Abdillah, Senin, 26 September 2016.
Abdillah mengungkapkan sebagian besar titik banjir di Depok berada di kawasan perumahan. Sebab sistem drainase di perumahan tidak terencana dengan baik. "Masalahnya komplek, tapi yang paling berdampak karena tata kota yang tidak terencana dengan baik," ujarnya. "Kesadaran masyarakat juga masih rendah."
Menurutnya, banyak perumahan yang dibangun di kawasan resapan di dataran yang lebih rendah. Salah satu contoh perumahan yang menjadi langganan banjir yakni di Perumahan Bukit Cengkeh Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis dan Pondok Duta di Kelurahan Cisalak, Kecamatan Sukmajaya.
Di perumahan tersebut, kata dia, banjir bisa mencapai dua meter setiap hujan deras dengan durasi lebih dari satu jam. Selain itu, titik yang cukup parah dilanda banjir juga berada di Kampung Utan Kelurahan Pondokjaya, Kecamatan Cipayung, yang berbatasan dengan Perumahan Permata Depok.
"Banyak titik banjir karena dibangun perumahan yang tidak diperhatikan daerah resapan airnya dan peruntukannya," ucapnya. "Pengembang asal cari lahan murah dan investasi membuat perumahan."
Lebih lanjut ia menuturkan pihaknya sedang berkoordinasi dengan Dinas Sosial, yang menaungi Tagana, untuk mengantisipasi adanya siklus banjir lima tahunan. Adapun, peralatan tanggap bencana yang telah disediakan yakni 3 perahu karet, 2 genset, 2 set dapur umum, 6 tenda pengungsi, 4 tenda regu, 3 tenda family, dan 4 tenda payung 4.
"Fokusnya di kawasan perumahan. Sebab, hampir semua titik banjir yang parah adalah kawasan perumahan. Kami sudah berkoordinasi untuk menghadapi banjir lima tahunan di 2017," ujarnya.
Ia menambahkan sejauh ini penanggulangan bencana di Depok, terkendala koordinasi antar instansi. Soalnya, penanggulangan bencana tidak dikoordinasikan satu badan yang membawahi semua instansi. "Tidak ada dinas manapun yang menjadi leading sektor penanggulangan bencana. Semua berjalan sendiri-sendiri," katanya.
IMAM HAMDI