TEMPO.CO, Bekasi - Warga di Perumahan Pondok Gede Permai, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, dikejutkan dengan fenomena alam berupa hujan es pada Ahad petang, 25 September 2016. Butiran es sebesar biji jagung itu turun bersamaan dengan angin kencang serta petir.
"Dampak langsung tidak ada, karena butirannya cukup kecil," kata Sekretaris RW 8, Kelik Widyanto, Senin, 26 September 2016. Ia menjelaskan, peristiwa alam itu ketika wilayah tersebut diguyur hujan mulai pukul 14.00 WIB, disertai angin kencang serta petir. Namun, selang sejam kemudian hujan mulai reda.
Sekitar pukul 17.00 WIB, mendadak cuaca kembali gelap, disertai angin kencang. Di saat itulah turun hujan es dengan diameter mencapai ukuran biji jagung. Menurut dia, fenomena alam tersebut berlangsung sekitar satu jam. "Tidak ada dampak signifikan akibat hujan es itu," kata Kelik.
Adapun, sejumlah atap rumah di wilayah itu beterbangan akibat disapu angin. Meski diguyur hujan deras, wilayah tersebut tidak dilanda banjir. Soalnya, debit Sungai Bekasi tak mengalami peningkatan. "Debit naik tergantung hujan di Bogor, tapi kemarin debit sungai masih normal," kata Kelik.
Di tempat lain, cuaca ekstrem membuat sejumlah pohon tumbang, yang menyebabkan pemadaman listrik. Hal ini terjadi di wilayah Kecamatan Rawalumbu. Selain membuat banjir di Perumahan Narogong dan Rawalumbu, listrik di wilayah itu pada hingga 15 jam. "Listrik sejak pukul 17.00 WIB hingga pukul 10.00, belum juga menyala," kata warga Pengasinan, Wawan, 31 tahun.
Akibat pemadaman itu, keluarganya tak bisa memasak dan mandi karena ketersediaan air kosong. Ia terpaksa membeli air galon yang harganya Rp 5.000 per galonnya untuk mandi karena pompa air mati. Dibutuhkan sekitar lima galon untuk kebutuhan mandi tiga orang keluarga. "Baru kali ini padam sampai lama, biasanya paling lama hanya lima jam," katanya.
ADI WARSONO
