TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan aparat kepolisian tampak mulai berjaga-jaga di sekitar lokasi permukiman Bukit Duri, Jakarta Selatan, yang dijadwalkan akan digusur sekitar pukul 07.00 WIB hari ini.
Berdasarkan pantauan Tempo di lokasi, Selasa malam, 27 September 2016, suasana gang-gang permukiman RT 5 dan RT 6 yang menjadi target penggusuran tampak sepi dan lengang. Sebagian warga sudah meninggalkan rumahnya dan tak banyak warga yang masih bertahan.
Aparat kepolisian yang berjaga menempati sejumlah titik di sekitar lokasi penggusuran, di antaranya di pos keamanan lingkungan GIA, pangkalan ojek SMAN 8 Jakarta, jembatan, serta sepanjang Jalan Tongtek. Aparat itu sebagian merupakan polisi Sabhara, ada pula dari satuan intel atau reserse.
"Polisi sudah ada sejak sore, berbarengan dengan tibanya alat berat," ujar Husen, 24 tahun, salah seorang warga, di Bukit Duri, Jakarta Selatan, Rabu dinihari tadi.
Beberapa mobil dan sepeda motor polisi, juga tiga unit truk Sabhara, terparkir di sekitar lokasi penggusuran. Aksi penjagaan yang sudah dilakukan aparat ini mengundang protes.
"Benar-benar ketakutan berlebihan rezim ini. Bukit Duri itu kecil sekali, kenapa mesti dikepung sejak malam hari begini," ujar perwakilan warga Bukit Duri, Sandyawan Sumardi, dalam pesan singkat, Selasa malam.
Sebelumnya disebutkan 400 personel gabungan dari Satpol PP, kepolisian, dan TNI akan turun untuk membebaskan lahan di bantaran Kali Ciliwung tersebut. Setelah itu, Balai Besar Sungai Wilayah Ciliwung Cisadane akan melanjutkan proyek normalisasi Kali Ciliwung di sisi Bukit Duri.
GHOIDA RAHMAH