TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dari Jabodetabek akan berunjuk rasa di beberapa titik di Jakarta pada Kamis, 29 September 2016. Para buruh akan menyampaikan aspirasinya di depan gedung Mahkamah Konstitusi, Balai Kota DKI Jakarta, Mahkamah Agung, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan Istana Negara.
Tujuan aksi itu adalah mendesak pemerintah menaikkan upah minimum tahun depan sebesar Rp 650 ribu. Aksi ini juga diklaim akan digelar serentak di 20 provinsi.
Beberapa provinsi yang sudah mengkonfirmasi turut melakukan aksi besar-besaran antara lain DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau/Batam, Lampung, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Sumatera Selatan.
"Berbeda dengan di Jakarta, di daerah-daerah unjuk rasa massa akan dipusatkan di kantor gubernur masing-masing provinsi," seperti dikutip dari laman Kspi.or.id, Kamis, 29 September 2016.
Juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Awi Setiyono, menuturkan para buruh asal Jabodetabek sudah membagi massa mereka di beberapa titik. Untuk aksi di Balai Kota DKI Jakarta, ujar Awi, massa akan berkumpul mulai pukul 08.00 WIB di bundaran pajak KIP Cakung sebelum berangkat bersama ke tujuan.
"Di Balai Kota, mereka akan bergabung dengan massa lain hingga pukul 11.00 WIB," tuturnya.
Dari Balai Kota, diperkirakan mereka akan bergerak menuju Mahkamah Agung. Kemudian Gedung KPK dan Istana Merdeka hingga sekitar pukul 15.00 WIB. Mereka menuntut pencabutan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, meminta kenaikan UMP/UMK tahun 2017 sebesar Rp 650 ribu, dan menolak Undang-Undang Tax Amnesty.
Terkait dengan kemungkinan terjadinya kepadatan arus lalu lintas di jalur yang akan dilalui massa aksi, polisi telah menyiapkan sejumlah antisipasi berupa pengalihan dan rekayasa arus lalu lintas. "Kami mengimbau masyarakat mengikuti petunjuk dan arahan polisi lalu lintas untuk mengantisipasi kepadatan arus di jalan," kata Awi.
INGE KLARA