Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bayi Imelda Ditahan, RSCM: Sudah Diizinkan Pulang  

Editor

Suseno TNR

image-gnews
Ilustrasi bayi baru lahir. REUTERS/ Muhammad Hamed
Ilustrasi bayi baru lahir. REUTERS/ Muhammad Hamed
Iklan

TEMPO.COJakarta - Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr Czeresna Heriawan Soejono mengatakan telah memulangkan bayi pasangan Imelda Natalia Itayanti, 30 tahun, dan Bob Benny Nikijuluw, 31 tahun. Bayi mereka sempat ditahan karena tak mampu membayar biaya perawatan di rumah sakit sebesar Rp 52 juta. "Kita tidak menutup mata, ya sudah, silakan pulang dengan menandatangani surat pernyataan," kata Soejono kepada Tempo, Jumat, 30 September 2016.

Soejono menjelaskan, manajemen rumah sakit awalnya telah memberikan opsi untuk pasangan Bob dan Imelda. Manajemen mewanti-wanti agar mereka segera mengurus kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Namun hal itu tidak diindahkan hingga akhirnya bayi mereka lahir prematur.

Bayi Imelda membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit. Bob mengakui bahwa dia lalai dalam mengurus kartu BPJS bagi anaknya. "Saya akui saya salah prosedur. Harusnya BPJS dibuat sebelum anak kami lahir karena kartu baru bisa dipakai dua pekan setelah pembuatan. Sedangkan rumah sakit cuma beri waktu 3 x 24 jam. RSCM tidak mau tahu," ujarnya di Balai Kota.

Manajemen RSCM kemudian memberi pilihan, memulangkan bayi dengan catatan menandatangani pernyataan harus membayar biaya perawatan anak secara mencicil, tapi Bob tidak bersedia. Pasangan itu menolak menandatangani surat tersebut.

Akhirnya, Soejono mengganti syarat dan menyarankan mereka berdua menandatangani pernyataan dan membayar uang Rp 50 ribu. Uang tersebut digunakan sebagai pertanggungjawaban rumah sakit ke negara nantinya. Namun Bob pun menolak menandatangani surat pernyataan tersebut.

Baca: Menunggak Rp 52 Juta, Bayi Ini Ditahan di RSCM

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sebenarnya syarat saja supaya aturan kenegaraan tidak dilanggar rumah sakit," tutur Soejono. Akhirnya Bob menyanggupi permintaan rumah sakit dengan membayar biaya perawatan senilai Rp 50 ribu. Rumah sakit pun memulangkan buah hati Bob dan Imelda. "Kami punya belas kasihanlah."

Menurut Soejono, selama ini pihaknya tidak pernah tutup mata terhadap pasien kurang mampu. Bahkan RSCM tak segan-segan membiayai perawatan pasien secara gratis. Ia mencontohkan pembiayaan beberapa pasien transplantasi hati secara gratis. Syaratnya, hanya menandatangani surat pernyataan agar pihak rumah sakit dapat melaporkan ke negara.

Bob sebelumnya mengadu ke Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama karena RSCM telah menahan anaknya. Alasannya, Bob menunggak biaya rumah sakit senilai Rp 52 juta untuk perawatan anaknya selama sebulan. 

AVIT HIDAYAT

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pakar Kesehatan Rekomendasikan Cara Pertolongan Pertama Anak Demam

28 November 2023

Suasana di salah satu ruangan bangsal anak khusus pasien terserang demam berdarah dengue (DBD) di RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu, 11 Maret 2020. Hingga Rabu siang, jumlah kasus DBD di NTT sudah mencapai 3.109 kasus dengan jumlah korban yang meninggal mencapai 37 orang yang tersebar di 22 kabupaten dan kota se-NTT. ANTARA/Kornelis Kaha
Pakar Kesehatan Rekomendasikan Cara Pertolongan Pertama Anak Demam

Dr Mulya Rahma Karyanti, SpA(K), M.Sc memberikan rekomendasi pertolongan pertama saat anak demam yakni memberinya minum sesering mungkin.


9 Rumah Sakit di Indonesia Terapkan Inovasi Kesehatan Berbasis Teknologi Genomik

23 Juni 2023

Suasana Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso di Jakarta Utara, Kamis, 10 Februari 2022. RSPI Sulianti Saroso menjadi salah satu Rumah Sakit rujukan perawatan pasien Covid-19 varian Omicron. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
9 Rumah Sakit di Indonesia Terapkan Inovasi Kesehatan Berbasis Teknologi Genomik

L. Rizka Andalucia menyebutkan sembilan rumah sakit vertikal di bawah Kemenkes yang sudah menerapkan Biomedical and Genome Science initiative (BGSi).


Mengenang 11 Tahun Sondang Hutagalung, Mahasiswa yang Gelar Aksi Bakar Diri

10 Desember 2022

Titik terakhir Sondang Hutagalung meninggal, ditaburi bunga saat menggelar tabur bunga mengenang 100 hari almarhum Sondang Hutagalung, aktifis yang melakukan bakar diri pada 7 Desember 2011 silam di depan Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (18/3). TEMPO/Amston Probel
Mengenang 11 Tahun Sondang Hutagalung, Mahasiswa yang Gelar Aksi Bakar Diri

Sondang Hutagalung adalah mahasiswa yang nekat melakukan aksi bakar diri atas rasa kecewanya terhadap keadilan di Indonesia


Satu Keluarga Tewas dengan Perut Kosong di Kalideres, Polda Metro: Bukan karena Kelaparan

16 November 2022

Kondisi rumah lokasi penemuan empat jenazah satu keluarga di Perum Citra Garden Satu, Kalideres, Jakarta Barat dibaluti plastik setelah polisi melakukan olah TKP, Ahad, 13 November 2022. Tempo/M. Faiz Zaki
Satu Keluarga Tewas dengan Perut Kosong di Kalideres, Polda Metro: Bukan karena Kelaparan

Polda Metro Jaya menegaskan, analisis awal perihal satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat, bukan disebabkan oleh kelaparan.


Gagal Ginjal Akut Melonjak, Pasien Cuci Darah Tuntut BPOM Bertanggung Jawab

26 Oktober 2022

Kementerian Kesehatan mencatat bahwa ada 55 kasus gagal ginjal akut anak di DKI Jakarta, dari 245 kasus di level nasional pada hari ini.
Gagal Ginjal Akut Melonjak, Pasien Cuci Darah Tuntut BPOM Bertanggung Jawab

Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia menilai tingginya kasus misterius gagal ginjal akut pada anak merupakan bukti buruknya kerja BPOM.


Kisah Pilu Ibunda yang Putrinya Meninggal akibat Gagal Ginjal Akut

21 Oktober 2022

Direktur Utama RSCM dr. Lies Dina Liastuti (dua dari kiri) dan perwakilan Kementerian Kesehatan menjelaskan kasus gagal ginjal akut pada anak saat konferensi pers di RSCM Jakarta, Kamis, 20 Oktober 2022. Angka kematian pasien gagal ginjal akut mencapai 65 persen. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Kisah Pilu Ibunda yang Putrinya Meninggal akibat Gagal Ginjal Akut

Soliha, masih bertanya-tanya tentang penyebab anak bungsunya yang masih berusia 3,8 tahun, bisa terjangkit gagal ginjal akut dan meninggal


Anak Lebih Rentan Terkena Hepatitis Akut Misterius, Ini Penyebabnya

7 Mei 2022

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
Anak Lebih Rentan Terkena Hepatitis Akut Misterius, Ini Penyebabnya

Hepatitis akut misterius lebih banyak menyerang anak-anak karena sistem imunnya belum terbentuk dengan sempurna.


FKUI-RSCM: Covid-19 Omicron Berhubungan dengan Psikosomatik

11 Februari 2022

Ilustrasi wanita cemas. Freepik.com/Wayhomestudio
FKUI-RSCM: Covid-19 Omicron Berhubungan dengan Psikosomatik

FKUI-RSCM mengatakan pandemi Covid-19 varian Omicron berhubungan dengan psikosomatik. Gangguan itu dapat terjadi pada yang terinfeksi dan yang tidak.


Menteri Trenggono Hibahkan Alat Kesehatan Mata ke RSCM

25 Agustus 2021

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memberikan bantuan sejumlah alat kesehatan untuk mendukung peningkatan pelayanan kesehatan mata di RSUP Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kirana.
Menteri Trenggono Hibahkan Alat Kesehatan Mata ke RSCM

Alasan Menteri KKP Trenggono memberikan bantuan alat kesehatan mata untuk mendorong RSCM Kirana sebagai pusat pendidikan dokter spesialis mata terbaik di Indonesia.


Covid-19, RS Persahabatan Menyusul Terapkan Terapi Plasma Darah

26 Juni 2020

Sebuah mesin apheresis memisahkan dan mengumpulkan plasma dari seluruh darah dari pasien Covid-19 yang telah pulih di Central Seattle Donor Center of Bloodworks Northwest, Washington, AS, Jumat 17 April 2020. ANTARA FOTO/Reuters-Lindsey Wasson/hp.
Covid-19, RS Persahabatan Menyusul Terapkan Terapi Plasma Darah

Terapi ini efektif untuk kasus pasien berat Covid-19 berdasarkan uji skala kecil. Uji skala besar masih berjalan di Amerika Serikat.