TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad mengakui keberadaan utilitas di Depok masih semrawut. Pemerintah telah meminta pihak terkait membenahi utilitas, terutama kabel yang berada di atas tiang listrik dan PT Telkom. Namun hal itu belum bisa dipenuhi karena terhambat biaya.
"Memang masih semrawut. Seharusnya utilitas, seperti kabel, ditanam dalam tanah agar tidak membikin tata kota semrawut," katanya, Jumat, 30 September 2016.
Idris mengatakan alasan perusahaan dan instansi belum mau menata utilitas kabel mereka adalah biaya yang mahal, yakni mencapai puluhan miliar rupiah, untuk menanam kabel. "Sudah diarahkan agar ditata dan tidak seliweran di atas. Tapi alasannya tidak punya modal menanam di dalam tanah," ujarnya.
Depok bakal mengevaluasi keberadaan utilitas menyusul meledaknya kabel yang diduga milik PT Telkom di depan Depok Town Square, Jalan Margonda, Kamis lalu. Namun PT Telkom belum mengakui kabel yang meledak tersebut milik mereka.
"Tapi dari Telkom juga belum mengakui itu kabel milik mereka. Kalau tidak ada yang mengaku, berarti masih menjadi misteri. Milik siapa kabel tersebut," ucapnya.
Idris mengatakan kabel tersebut meledak akibat pergesekan besi belco yang membongkar lapisan aspal untuk membuat gorong-gorong drainase di Margonda. Saat melakukan pembongkaran, garukan belco bergesekan dengan kabel yang tertanam di lapisan aspal.
Kabel tersebut ditanam di kedalaman kurang dari 80 sentimeter. Padahal kabel utilitas semestinya ditanam di kedalaman lebih dari 80 sentimeter. "Seharusnya lebih dalam lagi. Kesalahan ini menjadi pelajaran," ujarnya.
Supervisor Teknik PLN Area Depok Ari memastikan kabel yang terbakar juga bukan milik PLN. Tapi imbas meledaknya kabel tersebut membuat sebagian aliran listrik di lokasi itu padam. "Bukan kabel kami, sudah diperiksa," tuturnya.
Baca:
Banyak Ular di Tangsel, Ternyata Ada di Perumahan Elite
Nestapa Warga Bukit Duri di Rumah Susun: Tidur Kaya Tape
Terbongkar, 2 Alasan Dimas Kanjeng Habisi 2 Pengikutnya
IMAM HAMDI