TEMPO.CO, Jakarta - Tersangka pembunuh Shendy Eko Budianto dan Ahmad Sanusi, Anton Herdianto alias Aji, mengaku hanya sebagai penjual benda klenik.
Anton menuturkan benda klenik tersebut dijual melalui jejaring media sosial dengan akun Satrio Aji Danurwenda.
"Saya membeli benda tersebut dari Jatinegara. Lalu saya jual lagi seharga Rp10 ribu sampai Rp 40 ribu," kata Anton kepada Tempo, Selasa, 4 Oktober 2016.
Baca: Ada Jimat dan Benda Klenik Ini di Rumah Dukun Palsu Depok
Anton mengaku hanya sebagai penjual benda koleksi. Ia membantah menjalankan praktik perdukunan. "Tidak ada hubungannya dengan perdukunan," ujar dia.
Namun di sisi lain, Anton mengungkapkan barang dagangannya merupakan wafak dan jimat yang bisa membuat kebal. Banyak barang bukti yang ditemukan polisi berupa jimat betuliskan lafaz Arab dan emas batangan palsu dijualnya.
Anton menuturkan bagi yang percaya semar mesem dagangannya bisa membuat pelet dan ilmu pengasihan. Bahkan, Anton nekat mewarnai kulit sapi sampai mirip dengan kulit macan. "Belum setahun saya menjual barang ini," ujar Anton.
Kepala Kestuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Besar Harry Kurniawan mengatakan tersangka menjalankan praktek perdukunan. Praktek perdukunan tersangka dibuktikan dari benda-benda klenik yang dijualnya.
Baca: Pembunuhan Depok, Dukun Anton Diancam Penjara Seumur Hidup
Bahkan, tersangka mengiming-imingi korbannya dengan menggandakan emas batangan. Korban diminta menyerahkan mahar agar emas batangannya bisa ditarik melalui ritual gaibnya.
"Korban kemudian diberi minuman kopi yang diberi racun potasium sianida, sebelum menjalankan ritual penarikan emas batangan itu," kata Harry.
Setelah tewas, mobil milik Shendy dibawa tersangka untuk membuang kedua korbannya yang tewas diracun. Korban dibuang di tempat terpisah dalam drinase di kawasa Limo. "Pelaku punya ratusan pengikut di padepokannya. Pembunuhan itu sudah direncanakan," ujar Harry.
Anton diduga terilhami kasus Jessica Kumala Wongso saat menghabisi nyawa dua korbannya, Shendy Eko Budianto dan Ahmad Sanusi. Jessica adalah terdakwa pembunuhan Wayan Mirna Salihin. Dia diduga membunuh Mirna menggunakan sianida yang ditaruh di Es Kopi Vietnam yang dipesan Jessica untuk Mirna.
Soalnya, Anton menghabisi Shendy dan Sanusi dengan kopi yang dicampur potasium sianida. "Kami menduga pelaku terilhami kasus Jessica yang menyedot perhatian publik karena sidangnya ditayangkan terus di televisi," kata Kepala Kesatuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Teguh Nugroho, Selasa, 4 Oktober 2016.
Menurut Teguh, lambung dan pankreas korban rusak akibat racun yang dicampurkan Anton ke dalam kopi Shendy dan Sanusi. Polisi juga mensinyalir Anton terinspirasi kasus Taat Pribadi, pemimpin Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo, Jawa Timur.
Simak juga: Minum Zam-zam Dimas Kanjeng, Jari Kasiyanto Hitam, Diracun?
Dalam modus operandi kejahatannya, Anton juga membentuk sebuah pedepokan dan melakukan praktek perdukunan abal-abal. "Mirip Dimas Kanjeng Taat Pribadi," ujar Teguh.
IMAM HAMDI
Berita Terkait:
Dua Mayat di Drainase Diduga Dibunuh dengan Kopi Sianida
Polisi Sita Singgasana dan Mahkota Taat Pribadi
Dua Mayat dalam Drainase di Depok Tewas Diracun
Kasus Dimas Kanjeng, Polisi Periksa Marwah Daud?