TEMPO.CO, Jakarta – Sejak 23 September lalu hingga kemarin, tercatat 243 ribu percakapan di media sosial mengenai tiga pasangan bakal calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta. Pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat memimpin dengan 146 ribu percakapan, Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan 62 ribu percakapan, dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dengan 35 ribu percakapan.
Baca juga:
Pilkada DKI: Awas, Tiga Jebakan Ini Bisa Kini Ahok Kalah
Anies Bisa Kalahkan Ahok? Ini 5 Hal Mengejutkan di Pilkada DKI
Pendiri PoliticaWave, Yose Rizal, mengatakan tiap percakapan mengandung sentimen berupa persepsi netizen terhadap pasangan calon. Dalam hal ini, Basuki-Djarot masih memimpin dengan selisih sentimen positif dan negatif 7.078 percakapan. Lalu pasangan Agus-Sylviana sebesar 6.207. Sedangkan Anies-Sandi sebanyak 2.981 percakapan.
Media sosial, kata Yose, berperan signifikan dalam kampanye pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Ia memprediksi kampanye digital dalam pemilihan umum kali ini bakal lebih meriah ketimbang pemilihan pada 2012. “Media sosial kini menjadi sarana vital untuk menjangkau warga Jakarta,” kata dia, 4 Oktober 2016.
Perang di media sosial itu mulai muncul dengan banyaknya serangan ke calon tertentu. Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok banyak diserang soal kebijakan penggusurannya. Tapi pendukungnya membelanya.
“Mengapa media tidak perbanyak berita tentang relokasi? Kenapa justru penggusuran. Sehingga seolah-olah mau menggiring opini seakan-akan Ahok tukang gusur,” begitu cuitan akun @Yaptosyam di Twitter.
Selanjutnya: Anies juga dikritik...