TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti mengaku sudah menduga bahwa elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok bakal turun dalam survei.
Penurunan tingkat keterpilihan itu, menurut Ray, karena gaya Ahok yang menurut dia masih belum banyak terjelaskan. "Saya kira semua sudah bisa menduga mengenai hal ini, karena banyak langkah-langkah Ahok yang belum terjelaskan," kata Ray di Jakarta, Rabu, 5 Oktober 2016.
Salah satu langkah yang belum terjelaskan itu, menurut Ray, terutamanya dalam hal kebijakan penggusuran. Dia mencontohkan penggusuran permukiman Bukit Duri saat proses hukum perkara tersebut masih berjalan di pengadilan.
Ray menilai, elektabilitas Ahok bisa dipulihkan jika dia bisa menjelaskan alasan di balik keputusannya tersebut. Bila Ahok berkukuh dengan gayanya, kata Ray, tim kampanye pasangan Ahok-Djarot perlu berupaya keras agar suara gubernur inkumen itu tidak kembali jatuh.
Ray menyarankan agar Ahok sering berdiskusi dengan tim kampanyenya mengenai masalah tersebut. Ahok, ujar Ray, juga harus mendengarkan rekomendasi tim kampanyenya jika ingin suaranya kembali meningkat.
Menurut Ray, sebenarnya masyarakat telah paham fungsi dari penataan kanan kiri sungai. Namun, Ahok dan tim kampanye tetap perlu menjelaskan hal ini, terutama untuk kasus Bukit Duri. "Jangan Ahok maunya sendiri, nanti susah," ujar dia.
Dalam survei yang diselenggarakan LSI suara Ahok-Djarot memang masih tinggi, yakni 31,4 persen. Namun, tingkat elektabilitas itu turun 28 persen dibandingkan sebelumnya yakni 59,3 persen.
Adapun pesaing Ahok, yakni Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni bersaing ketat. Tingkat elektabilitas Anies-Uno mencapai 21,1 persen sementara Agus-Sylviana 19,3 persen.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI