TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 42,5 persen masyarakat muslim memberikan suaranya kepada pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Hal itu merupakan hasil survei yang dibuat Populi Center.
"Hal ini memang menunjukkan isu SARA tidak lagi efektif dalam pilkada DKI kali ini," ujar Ali Munhanif, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam diskusi dan rilis survei tentang Arah Suara Pemilih Pilgub DKI di kantor Populi Center, Jakarta, Rabu, 6 Oktober 2016.
Baca juga:
Keterpilihan Ahok Merosot: Inilah 3 Hal Menarik & Mengejutkan
Heboh Manifesto Komunis: Polisi Gegabah Sita Buku Malaysia
Elektabilitas Ahok Cukup Tinggi, Ini Kata Bos Populi Center
Dalam survei yang dilakukan dari 25 September sampai 1 Oktober 2016 tersebut, 42,5 persen masyarakat muslim memilih pasangan Ahok-Djarot. Sebanyak 25,3 persen mendukung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan 16,8 persen mendukung Agus Harimurti Yudhoyono-Silvyana Murni. Sedangkan 82,4 persen responden beragama Katolik memilih Ahok-Djarot.
Proporsi responden muslim yang mendukung pasangan Ahok-Djarot ini cukup tinggi, karena hampir 91 persen dari total responden beragama Islam. Namun Populi Center, dalam laporan tertulisnya, menyebutkan temuan ini sifatnya hanya indikatif, mengingat jumlah responden yang terbatas.
Sedangkan untuk responden di luar agama Islam, Katolik, dan Protestan, proporsi terbesar masih milik pasangan Ahok-Djarot. Lebih dari setengah atau 64,7 persen memilih Ahok Djarot; 23,5 persen memilih Anies Sandi; dan 5,9 persen memilih Agus Silvy.
Survei dilakukan terhadap 600 responden di 60 kelurahan di Jakarta. Survei juga dilakukan dengan metode multi-stage random sampling (MRS) dengan margin of error lebih-kurang 4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
FAJAR PEBRIANTO | YY