TEMPO.CO, Jakarta - Terdakwa pembunuh Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso, menuturkan karakter sosok Mirna saat membacakan pembelaannya dalam sidang yang berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, hari ini, 12 Oktober 2016. Jessica membacakan pembelaan yang sudah ditulisnya dalam sebuah buku sambil menangis.
"Mirna adalah teman yang baik karena dia ramah dan jujur. Dia juga sangat humoris, kreatif, dan pandai," ucap Jessica, membaca pleidoi yang dipegangnya. "Walaupun kami jarang bertemu, saya tidak pernah melakukannya (membunuh Mirna)."
Saat Jessica membaca pleidoi, ucapannya sesekali terputus dan terisak-isak. Beberapa kali, dia terlihat menyeka air mata yang tak berhenti mengalir.
Baca: Jessica Ulang Tahun Ke-28, Ini Doa yang Dipanjatkan Sang Ibu
Dalam sidang hari ini, Jessica juga menggambarkan perasaannya saat ditangkap polisi, kemudian dijebloskan ke ruang tahanan. Ia mengaku mendapat tekanan dari polisi. Selain itu, dia merasakan cemooh dan tatapan sinis dari masyarakat, sehingga membuatnya semakin merasa terintimidasi.
"Bagaimanapun, saya tidak pernah membunuh Mirna. Jadi sebenarnya tidak ada alasan memperlakukan saya seperti sampah. Saya mengerti dan saya juga merasa kehilangan. Yang Mulia, saya tidak tahu bagaimana mengungkapkannya dengan kata-kata," ucap Jessica sambil terisak.
Baca: Jessica Dituntut 20 Tahun, Jaksa: Pembuktian Mantap, Cuma...
Jessica memasuki ruang sidang pada pukul 13.05. Ia selesai membacakan pleidoi pada pukul 13.23. "Dia (Mirna) tahu, saya tidak mungkin meracuni orang," ujar Jessica, menutup pembelaannya.
Hari ini merupakan sidang ke-28 kasus pembunuhan Wayan Mirna dengan terdakwa Jessica. Kali ini agenda sidang adalah pembacaan pleidoi. Dalam sidang terakhir, pekan lalu, 5 Oktober 2016, jaksa penuntut umum membacakan tuntutan kepada Jessica hukuman 20 tahun penjara.
LANI DIANA | RINA W.
Baca juga:
Ahok Irit Bicara Politik, Dilarang Megawati?
DPR Sahkan Perpu Kebiri Menjadi Undang-Undang