TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menganggap biasa bila ada interupsi warga ketika dirinya berpidato dalam peresmian Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Akasia, di Jalan Tebet Barat Raya, Jakarta Selatan, pada Jumat pagi, 21 Oktober 2016. "Biasalah, kan aku (mantan) anggota DPR RI. Anggota DPR RI kan suka interupsi," ujarnya.
Seorang pria yang mengaku sebagai tokoh agama bernama Zindan Salim ingin bertanya langsung kepada Ahok mengenai polemik Surat Al-Maidah ayat 51. Namun, sebelum sempat mengajukan pertanyaan, petugas keamanan langsung menggiringnya ke luar lokasi peresmian.
Baca: Ingin Tanya Soal Al-Maidah, Pria Ini Interupsi Pidato Ahok
Saat peresmian itu, kata Ahok, ada juga perempuan yang menghampirinya. "Dia enggak nanya, cuma bilang, 'Bapak menyakiti hati umat muslim'," ujar Ahok menirukan perkataan perempuan itu.
Ahok pun meminta perempuan itu menonton video tentang pernyataannya soal Surat Al-Maidah saat kunjungan ke Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu secara utuh. Dia juga meminta perempuan itu melihat rekam jejaknya sebagai kepala daerah.
Baca: Ahok Resmikan RPTRA, Warga Tebet: Tolak Gubernur Tukang Gusur
"Saya bupati di (wilayah mayoritas) 93 persen muslim di Belitung. Anda mesti lihat rekam jejak, gitu lho. Kalau rekam jejaknya sekarang, masak mesti saya cerita bangun masjid begitu banyak, (menaikkan) haji orang begitu banyak, ntar jadi ria saya," ucap Ahok.
Sebelum Ahok tiba di acara peresmian RPTRA itu, sekelompok warga yang mengklaim sebagai warga Tebet melakukan aksi unjuk rasa menolak kedatangan Ahok. Mereka berorasi sekitar 100 meter dari lokasi RPTRA sambil membawa poster yang ditujukan kepada Ahok, seperti "Kami Tolak Gubernur Tukang Gusur", "Jakarta Hanya Butuh Pemimpin Santun”. Polisi membuat barikade untuk menghadang mereka agar tidak masuk ke acara peresmian.
FRISKI RIANA
Baca juga:
Sidang Kasus Mirna, Saling Serang Jessica Wongso dan Jaksa
Jenazah Penyerang Polisi Kota Tangerang Telah Dimakamkan