TEMPO.CO, Ciledug - Sejumlah guru Sekolah Dasar Negeri 2 Larangan, Ciledug, Kota Tangerang, tempat sekolah Dafa Mustaqim, bocah yang diduga tewas dianiaya ibu tirinya mengaku sempat melihat luka dan lebam di bagian kepala dan wajah Dafa sebelum meninggal.
"Luka di bagian kepala, mata merah, lebam di sekitar mata dan bawah telinga," ujar Lenny Andriani, guru SDN 2 Larangan, yang ditemui Tempo, Senin, 24 Oktober 2016
Lenny mengatakan peristiwa itu terjadi pada Rabu, 19 Oktober lalu. Saat itu, kata dia, seorang guru melihat bagian kepala Dafa berdarah.
Baca:
Perkosa Anak Sendiri, Pria Ini Dibui 1.503 Tahun
Bertemu Pasukan Irak, Ucapan Anak Mosul Ini Mengharukan
Sempat Dilaporkan Hilang, Kakak-Adik Tewas di Kolam Ikan
Bocah 7 tahun itu kemudian dibawa ke ruang guru. Seorang guru membersihkan kepala Dafa. "Awalnya kami kira koreng, tapi setelah dibersihkan ternyata seperti bekas luka pukul," kata Lenny.
Selain melihat luka di kepala, para guru melihat lebam di bagian wajah dan bawah telinga murid kelas I-B itu. Mata kanan Dafa juga merah seperti terkena colok.
Dwi Yuliati guru lainnya mengatakan awalnya Dafa tidak mau menceritakan soal luka di kepala dan lebam di wajahnya. Namun setelah didekati secara perlahan, anak itu bercerita. "Cerita awalnya dia bilang kalau ibu tirinya jahat," kata Dwi.
Selanjutnya, Dafa mengatakan jika luka di kepalanya karena dipukul ibunya dengan sapu. "Lukanya karena ibunya dipukul pakai sapu, matanya dicolok sama ibunya," kata Lenny.
Mendengar cerita Dafa, pihak sekolah langsung memanggil ibu Dafa hari itu juga. "Ibunya datang dan bilang tidak tahu-menahu soal luka dan lebam di tubuh Dafa itu," kata Lenny.
Keesokan harinya, Dafa tidak ke sekolah karena sakit. Pihak sekolah kaget ketika sore harinya Dafa telah meninggal dengan alasan sakit.
JONIANSYAH HARDJONO