TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperkirakan dana perbaikan Terminal Pulogebang, Jakarta Timur, mencapai Rp 880 juta. Menurut pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Soni Sumarsono, permasalahan utama saat ini di terminal itu adalah rusaknya sistem informasi teknologi (IT).
"Ada kerusakan IT, yang sudah dibangun sejak 2012 itu belum berfungsi sehingga harus diperbaiki. Butuh sekitar Rp 880 juta untuk perbaiki semuanya supaya ready," kata Soni saat ditemui seusai rapat pimpinan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 7 November 2016.
Soni berkeyakinan terminal itu akan menjadi terminal besar yang ramai dan banyak pengunjungnya. Namun, dia melanjutkan, untuk saat ini perlu banyak perbaikan pada fasilitas dan manajemen transportasi di sana.
Terkait dengan jumlah perusahaan otobus (PO) yang singgah di Pulogebang misalnya, kata dia, saat ini terhitung sedikit jika dibandingkan dengan ukuran terminal 12,5 hektare. Akibatnya, perdagangan di area itu lesu. "Ada 250 PO, tapi yang beroperasi hanya 39. Berarti kan cuma berapa persen. Ini juga kondisi prihatin. Jangan sampai nanti 39 hilang pula," ujar Soni.
Menurut Soni, perlu dibuat kebijakan pemberian intensif bagi kios-kios terminal itu agar kondisi perekonomian di sana pulih. Pilihan kedua, kata dia, diterapkan gratis sewa kios dalam jangka waktu tertentu atau sebatas pemberian intensif.
"Kami lakukan perhitungan dulu, mungkin baru minggu depan diputuskan. Yang penting untuk pertama, ya, ada rangsangan untuk mereka berdagang di sana, membuka kiosnya," tutur Soni, yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri.
Terminal Pulogebang, yang selesai dibangun pada 2012, hingga kini belum bisa beroperasi maksimal. Aktivitas di terminal itu pada musim Lebaran lalu pun terbilang sepi jika dibandingkan dengan terminal-terminal lain di Jakarta.
EGI ADYATAMA
Baca juga:
Gelar Perkara Kasus Ahok Pekan Depan Dipastikan Terbuka
Diduga Lecehkan Presiden, Ahmad Dhani: Justru Saya Difitnah