TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen ojek online Go-Jek menegaskan bahwa tak ada peretasan terhadap sistem Go-Jek. Manajemen Go-Jek mengakui mendapat tentang informasi adanya akun yang diretas.
Setelah diinvestigasi, data akun diambil dari layanan online lain yang memiliki sistem protokol dan keamanan yang pernah diretas. "Bukan dari sistem Go-Jek," seperti ditulis manajemen Go-Jek dalam rilis kepada Tempo, Selasa, 8 November 2016.
Para peretas kemudian menemukan e-mail dan password dari akun-akun tersebut sama dengan yang digunakan untuk akun Go-Jek. "Ini dapat terjadi karena banyak pengguna atau pemilik akun menggunakan kombinasi e-mail dan password yang sama untuk berbagai akun online."
Untuk itu, manajemen Go-Jek menyarankan pemilik akun memakai password yang berbeda dengan akun online mereka yang lain untuk pembayaran Go-Pay serta menggunakan kombinasi password yang lebih aman. "Bila para pelanggan merasa ada kejanggalan pada aktivitas akunnya, segera laporkan ke account@go-jek.com."
Sebelumnya, akun Go-Jek milik Agnes Maryati diduga diretas. Peretasan itu diketahui perempuan berusia 44 tahun ini ketika seorang pengemudi Go-Jek menghubunginya, Ahad malam lalu, untuk menanyakan pesanan makanan dalam layanan Go-Food.
"Saya bilang sama sopir Go-Jek itu bahwa saya tidak pesan makanan seperti yang disebutkan," kata Agnes kepada Tempo kemarin.
Pengemudi Go-Jek itu meminta Agnes mengecek akun Go-Jek-nya. Ternyata benar, ada pemesanan makanan dari akun Agnes. Saldo pembayaran dengan Go-Pay Agnes pun langsung berkurang Rp 30 ribu sesuai dengan pesanan dalam akunnya." Saya langsung cancel dan bilang ke sopir Go-Jek-nya bahwa itu bukan saya," ujarnya.
Agnes menduga ada yang meretas akunnya. Sebab, sopir Go-Jek yang menghubunginya itu berada di daerah Depok, Yogyakarta. Sedangkan Agnes berada di Depok, Jawa Barat. "Masak bisa sampai jauh ke sana?"
Kecurigaan Agnes semakin kuat saat mendapati pemberitahuan di e-mail-nya bahwa nomor telepon di akun Go-Jek-nya sudah diubah. "Saya tidak bisa buka akun Go-Jek saya karena ada yang mengubah nomor telepon yang saya daftarkan," tuturnya.
Agnes pun langsung menghubungi call center Go-Jek. "Mereka malah minta foto akun saya, kan, saya tidak bisa login".
Agnes juga sempat mengunggah dugaan peretasan akun Go-Jek-nya ke media sosial. Dari situ dia mendapati informasi yang menyebut adanya 100 ribu akun pengguna Go-Jek yang diretas. "Saya tidak tahu kebenaran informasi itu," katanya.
Bukan hanya Agnes, pelanggan Go-Jek lain, Inge Klara, mengalami hal yang sama. Sebulan lalu, Inge dihubungi sopir Go-Jek yang mengkonfirmasi pesanan makanan melalui Go-Food. "Saya langsung bilang tidak pesan," katanya.
Saat dicek di akun Go-Jek-nya, pesanan itu tak ada. Namun Inge tak dapat memastikan adakah pengurangan deposito dalam sistem pembayaran Go-Pay-nya. "Go-Pay saya ada Rp 100 ribuan, tidak tahu kesedot apa tidak, enggak pernah ngitungin. "
AFRILIA SURYANIS
Baca juga:
David Ajak Kedua Anaknya Minum Racun Serangga, Ini yang Terjadi
Remaja Dibui Gara-gara Menamai Wi-Fi dengan Julukan ISIS