TEMPO.CO, Jakarta - Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014, Yahya Sacawiria, mendatangi rumah duka Sarlito Wirawan Sarwono. Yahya mengaku mengenal Sarlito sejak bekerja sama dalam penyusunan Rancangan Undang-Undang Penanganan Konflik Sosial.
Politikus dari Partai Demokrat yang menjadi Ketua Pansus RUU PKS tersebut meminta Sarlito memberikan pandangan dalam penanganan konflik.
"Kami bekerja sama dan, menurut saya, beliau memang expert betul," kata Yahya di rumah duka Sarlito, Perumahan Dosen UI, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa, 15 November 2016.
Yahya mengatakan pandangan Sarlito sangat berpengaruh dalam pembahasan undang-undang tersebut. "Beliau total kalau sudah diminta menyampaikan pandangan dalam rangka merumuskan undang-undang," kata dia. Pandangan Sarlito, kata Yahya, sangat berbobot dan digunakan dalam undang-undang tersebut.
Kelihaian Sarlito meredam konflik sosial juga disampaikan staf program di Kajian Ilmu Kepolisian Program Pascasarjana, Muhammad Banyu Barlianto. "Dia sampai terjun langsung di konflik, membicarakan masalah bukan untuk menambah masalah, melainkan mencari solusi," ujar Banyu.
Kelihaian itu terhenti. Sarlito meninggal pada usia 72 tahun di Rumah Sakit PGI Cikini, Jakarta. Sarlito meninggal karena komplikasi penyakit ginjal dan perdarahan di lambung. Pengajar ini sudah bekerja sejak 1968.
Jenazah Sarlito disemayamkan di rumah duka di Kompleks UI Ciputat Nomor 6, Ciputat. Jenazah Sarlito rencananya akan dimakamkan hari ini, Selasa, 15 November 2016, di Pemakaman Giri Tama Tonjong, Parung, Bogor.
ARKHELAUS W.