TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono alias Soni, memastikan seluruh sekolah yang mengalami pemadaman listrik oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah kembali mendapatkan listrik.
Kemarin, PLN Kramat Djati, Jakarta Timur, memutuskan aliran listrik enam sekolah menengah atas dan dua sekolah menengah kejuruan karena menunggak.
"Langkah utama bukan administrasinya dulu untuk cari kesalahan, kalau cari kesalahan itu nomor sepuluh. Yang penting listrik nyala dulu," kata Soni saat ditemui di Balai Kota, Selasa, 23 November 2016.
Dikonfirmasi secara terpisah, Wakil Kepala Dinas Pendidikan Bowo Irianto mengatakan seluruh sekolah yang dipadamkan telah menyala. Adapun kedelapan sekolah itu, di antaranya SMAN 51, SMAN 48, SMAN 9, SMAN 93, SMAN 104, SMAN 42, SMKN 10, dan SMKN 22.
Seluruhnya berada di wilayah Jakarta Timur.
Baca: Direkturnya Ditahan KPK, Kantor PT EK Prima Tutup
"Terakhir di SMA 42 sekitar pukul 09.00 WIB (baru menyala). Posisi saat ini semua sudah menyala," kata Bowo saat dihubungi Tempo. Listrik yang mengalir ke sana sedikit terlambat, kata Bowo, karena ada masalah teknis dari PLN yang sempat tak bisa masuk ke wilayah khusus.
Kedelapan sekolah itu, menurut Soni, menunggak listrik karena aliran dana bantuan operasional pendidikan (BOP) dari pemerintah provinsi tak kunjung cair. Soni mengatakan hal tersebut terjadi karena ada kesalahan input saat perencanaan di e-budgeting.
"Jadi input-nya setelah dicek kok enggak ada. Kebutuhan listrik bulanan itu kok belum dimasukkan," kata pria yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri itu.
Menurut dia, total ada 26 sekolah yang memiliki permasalahan dengan BOP yang tertunda ini. Seluruh sekolah ada di wilayah Jakarta Timur. Namun hanya delapan sekolah yang terkena pemadaman listrik oleh PLN kemarin. Menurut Soni, kondisi tersebut sempat membuat siswa kesulitan belajar.
EGI ADYATAMA