TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Soni Sumarsono, mengucurkan dana untuk Badan Musyawarah Betawi memancing komentar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Pada September lalu, calon Gubernur DKI Jakarta inkumben itu memutuskan menghentikan kucuran dana hibah untuk Bamus Betawi.
Ahok mengatakan berencana tidak lagi menganggarkan dana hibah kepada Bamus Betawi. Dia berdalih, dana hibah akan diprioritaskan untuk kebutuhan lain yang lebih penting.
"Kami mulai ke depan mengarahkan ke pendidikan, kesehatan, usaha, jadi buat apa (dana dikucurkan ke Bamus Betawi)? Misal, Anda mau bikin Lebaran Betawi. (Acara) Lebaran Betawi, ya cari sponsor. Misal seperti itu," kata Ahok di Posko Pemenangan, Jalan Lembang, Jakarta Pusat, hari ini, Rabu, 23 November 2016.
Simak:
Ahok Sebut Berpolitik, Begini Bamus Betawi Berkelit
Diputus Ahok, Soni Kembali Gelontorkan Dana Bamus Betawi
Di sisi lain, Ahok menyatakan belum mengetahui langkah yang akan dia diambil setelah Sumarsono mengucurkan dana untuk Bamus Betawi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan 2016. "Saya enggak tahu. Nanti kami pelajari," ujar Ahok.
Sumarsono menganggarkan dana hibah Rp 2,5 miliar untuk organisasi kemasyarakatan itu dalam APBD Perubahan 2016. Sedangkan dalam APBD 2017, nanti akan dikucurkan sepenuhnya, yakni Rp 5 miliar. Kebijakan Sumarsono itu baru dua bulan setelah Ahok mengancam memutus kucuran dana untuk Bamus Betawi.
Baca: Sandiaga Dekat dengan Bamus Betawi, Begini Ceritanya
Sumarsono mengumumkan pemberian dana hibah itu saat melakukan kunjungan ke Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa, 22 November 2016. Dia mengakui keputusannya itu tak sesuai dengan keinginan Ahok, tapi dia berdalih bahwa setiap pemimpin Jakarta harus memperhatikan budaya Betawi.
Mengenai tudingan Ahok bahwa Bamus Betawi politis, Sumarsono menilai penghentian dana hibah bukan keputusan yang tepat. Dia menyarankan permasalahan Ahok dengan Bamus Betawi diselesaikan dengan cara berdialog.
FRISKI RIANA