TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono meminta masyarakat mewaspadai penularan penyakit tuberkulosis (TB) di sarana transportasi publik. Sebab, penyakit tersebut mudah menular, dan siapa pun berpotensi menjadi korban.
"TB merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah serius di DKI Jakarta. Penanggulangan TB yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah menemukan kasus hingga pengobatan," kata Sumarsono di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 7 Desember 2016.
Sumarsono juga menjelaskan upaya pemerintah menanggulangi penyakit tuberkulosis, terutama di sarana transportasi publik. "Kami mendukung upaya edukasi di transportasi publik, seperti di Transjakarta. Ini menjadi langkah cerdas untuk mendukung upaya Indonesia menuju bebas tuberkulosis," kata pria yang memiliki nama panggilan Soni tersebut.
Kepala Subdirektorat Tuberkulosis, Kementerian Kesehatan RI, Asik Surya mengatakan pada peringatan hari tuberkulosis sedunia Maret 2016, telah dicanangkan gerakan nasional melalui program “Temukan TB, Obati sampai Sembuh” dengan upaya pencegahan dan pengendalian TB. "Pasien tuberkulosis dapat sembuh jika melaksanakan pengobatan sampai tuntas. Jadi semua pasien TB harus ditemukan dan diobati sampai sembuh," katanya.
Asik berharap transportasi publik bisa dijadikan media saluran informasi yang tepat dan benar tentang edukasi penyakit tuberkulosis. "Sehingga target eliminasi TB tahun 2035 dapat tercapai," ujarnya.
Berdasarkan hasil survei prevalensi Tuberkulosis 2013-2014 dari Kementerian Kesehatan RI, terdapat 1 juta kasus tuberkulosis baru setiap tahun, dengan angka kematian mencapai 100 ribu orang per tahun.
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua di dunia setelah HIV/AIDS. Indonesia sendiri termasuk peringkat tiga di dunia dengan jumlah pengidap TB terbanyak setelah India dan Cina.
Adapun tuberkulosis adalah penyakit yang timbul akibat infeksi akut atau kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
ANDI GUNAWAN | SS