TEMPO.CO, Bekasi - Aparat Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap perempuan calon pengantin bom, Dian Yulia Novi, di rumah indekosnya pada Sabtu, 10 Desember 2016. Petugas menemukan bom seberat tiga kilogram dengan daya ledak tinggi. Bom itu terbuat dari benda menyerupai penanak nasi.
Selain Dian, polisi menangkap dua orang pria, masing-masing Nur Solihin dan Agus Supriyadi di Kalimalang.
Pemilik indekos tempat Dian tinggal, Bukit Simangunsong, mengatakan, berdasarkan laporan pengelola indekos itu, bahwa Dian tinggal sendirian di kamar nomor 104. "Saya belum pernah ketemu dia," kata Bukit saat dihubungi Tempo, Senin, 12 Desember 2016.
Bukit mengklaim peraturan tinggal di rumah kos tersebut harus memberikan identitas diri. Menurut dia, identitas tersebut telah diberikan kepada pengelola kos yang menjadi orang kepercayaannya. "Saya hanya terima beres, tidak mengurusi administrasi," ujar Bukit yang sudah diperiksa penyidik kepolisian ihwal kasus tersebut.
Seorang penghuni kos, Yanuar, 42 tahun, mengatakan sempat melihat Dian sebelum diciduk oleh Densus 88 sekitar pukul 15.40 WIB. Ia melihat Dian sedang menjemur pakaian sekitar pukul 08.00 WIB. "Tidak lama kemudian masuk lagi ke dalam kamar," kata Yanuar.
Menurut Yanuar, harga sewa kos yang dihuni oleh Dian senilai Rp 650 ribu. Adapun fasilitasnya hanya kamar kosong, berbeda dengan harga sewa Rp 900 ribu yang mempunyai fasilitas pendingin ruangan, tempat tidur, dan lemari. "Harga sewa Rp 650 ribu itu paling murah," kata Yanuar.
Ketua RT 4 RW 9 Suhada mengatakan sejak tinggal di rumah kos tersebut, Dian belum melapor ke pengurus RT setempat. Setahu dia, orang yang ingin tinggal di indekos itu, memesan melalui online, kemudian jika ada yang kosong menemui penjaga kos untuk mendapatkan kunci. "Pembayarannya melalui transfer," kata Suhada.
Lurah Bintara Jaya Anis Sri Kustiyana mengatakan pihaknya akan melakukan razia ke seluruh rumah kos maupun kontrakan di wilayahnya. Ia meminta kepada pemilik kontrakan, jika ada warga baru, dalam waktu 1 x 24 jam wajib melapor ke pengurus RT setempat.
"Sebenarnya kami sudah melakukannya," kata Anis. Hanya saja, ia mengakui belum melakukan razia ke rumah kos tiga lantai milik Bukit Simangunsong tersebut. Karena itu, ia mengaku kecolongan dengan adanya salah satu penghuni yang merupakan terduga teroris, apalagi menyimpan sebuah bom dengan daya ledak tinggi. "Alhamdulillah berkat Densus semua belum terjadi dan sudah teratasi," ucap Anis.
ADI WARSONO
Baca:
Istana Diincar Teroris, Ini Kata Presiden Jokowi
Pergantian Jaga Istana Batal, Ini Penjelasan Danpaspampres
Mengenang Marie Muhammad dan Pembredelan Tempo