TEMPO.CO, Jakarta - Sosok Elsya Agnesya Kalangi, istri korban pembunuhan di Pulomas, Dodi Triono, menjadi pusat perhatian.
Model kelahiran 1997 itu tak berada di tempat kejadian pembunuhan enam orang di sebuah rumah besar di Pulomas Utara Nomor 7A, Jakarta Timur. Agnes adalah istri terakhir Dodi setelah dua pernikahan sebelumnya kandas.
Agnesya sempat berjumpa dengan Erlinda, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), yang fokus memperhatikan perkembangan kesehatan dan kejiwaan salah satu korban selamat Zanette Kalila Azaria, 13, putri ke-2 Dodi. Agnesya pun menjenguk Anet, sapaan Zanette, di rumah sakit.
Simak: Pembunuhan Pulomas, Dodi-Agnes akan Nikah Resmi pada 2017?
Kisah Zanette, Korban Perampokan Sadis Pulomas yang Selamat
Erlinda menolak untuk berkomentar banyak soal Agnes dengan alasan bukan kapasitasnya. untuk menjelaskan. Erlinda hanya mengomentari penampilan model yang baru pertama dijumpainya itu.
"Dia itu bukan cantik lagi, cantik banget," kata Erlinda kepada Tabloidbintang.com di kantornya pada Kamis, 29 Desember 2016. "Anaknya juga masih muda banget." Erlinda bahkan menyatakan, saking cantiknya Agnes dirinya yang perempuan pun mengakui kecantikannya.
Korban tewas dalam aksi kejahatan kelompok Ramlan Butarbutar adalah Dodi Triono, 59 tahun, dan dua anaknya Diona Arika Andra Putri (16) Dianita Gemma Dzalfayla (9). Dua orang sopir yang bekerja untuk Dodi, yakni Yanto dan Tasrok, serta Amel, teman Dianita Gemma yang sedang berkunjung. Sedangkan korban selamat adalah Emi, Zanette Kalila Azaria, Santi, Fitriani, dan Windy (23).
Baca: Perampok Sadis Pulomas Bertemu di Warung Bahas Strategi
Berembus kabar bahwa Agnes dinikahi oleh Dodi Triono sekitar satu tahun lalu. Namun, informasi yang diperoleh Tabloidbintang.com, Agnesya dan Dodi baru menikah siri sejak sekitar 4 bulan lalu. Pernikahan mereka buru-buru digelar karena hamil di luar nikah. Kini, diperkirakan Agnes hamil tujuh bulan. Rencananya mereka menikah resmi pada 2017. |
Lebih jauh, Erlinda mengatakan bahwa dari lima korban yang selamat, kondisi Anetlah yang paling cepat proses pemulihannya. Erlinda juga memuji kecerdikan Anet untuk bisa selamat dengan cara meminum air di kamar mandi ukuran 1,5 x 1,5 meter yang menjadi tempat penyekapan 11 orang. Tindakan Anet lalu diikuti oleh seorang pembantu dan seorang baby sitter yang juga selamat.