TEMPO.CO, Depok - Abter Sitorus, 63 tahun, kerabat gembong pembunuhan di Pulomas, Ramlan Butarbutar, meminta buronan Ridwan Sitorus alias Yus Pane menyerahkan diri kepada polisi.
"Lebih baik menyerahkan diri. Daripada bernasib sama seperti Ramlan," kata Abter Sitorus, yang semarga dengan Yus Pane, seusai pemakaman Ramlan di Tempat Pemakaman Umum Kalimulya 3 Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, pada hari ini, 30 Desember 2016.
Baca: Pembunuh Pulomas Dimakamkan, Pendeta Pimpin Pakai Video Call
Menurut dia, melarikan diri dan menjadi buronan polisi bukan solusi yang tepat. Soalnya, cepat atau lambat pasti akan ditemukan. Kalau tidak menyerahkan diri, Abter melanjutkan, Yus Pane bisa bernasib sama dengan Ramlan, yakni tewas diterjang timah panas hamba hukum. "Daripada ditembak lebih baik menyerahkan diri," ucap Abter.
Simak: Pembunuhan Sadis Pulomas, Ini Profil Pelaku Keempat Yus Pane
Ramlan diduga pemimpin komplotannya yang menyatroni rumah Dodi Triono, 59 tahun, di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, pada 26 Desember 2016. Enam orang tewas serta lima lain luka-luka dan kurang oksigen akibat ulah Ramlan cs.
Baca: Inilah Sosok Agnesya, Istri Dodi Triono Korban Pulomas
Korban tewas antara lain Dodi Triono dan dua anaknya, yakni Diona Arika Andra Putri, 16 tahun, dan Dianita Gemma Dzalfayla, 9 tahun. Dua sopir yang bekerja untuk Dodi, yaitu Yanto dan Tasrok, serta Amel yang sedang bermain ke rumah Dodi juga menjadi korban tewas. Sedangkan korban selamat adalah Emi, Zanette Kalila Azaria, Santi, Fitriani, dan Windy, 23 tahun.
Dua hari setelah beraksi, Ramlan ditembak mati petugas. Sedangkan Erwin Situmorang, yang ditangkap bersama Ramlan di Rawalumbu, Bekasi, ditembak kakinya. Sorenya, polisi menangkap Alfins Sinaga, juga di Bekasi. Polisi kini masih memburu Ridwan Sitorus alias Yus Pane.
Baca: Pembunuhan Sadis Pulomas, Polda Selidiki Pembantaran Ramlan
Mengenai sosok Ramlan, Abter mengungkapkan, Ramlan memang sudah keluar-masuk penjara sejak lama. Sepak terjang Ramlan di dunia hitam sebagai perampok dimulai sejak 2001. Berulang kali Abter meminta Ramlan untuk meninggalkan tindak kejahatan. Namun, Ramlan tidak pernah mendengarkan. "Kalau sudah ada peluang pasti nekat. Tidak bisa kalau tidak begitu (merampok)," ujar Abter.
Bahkan, Abter meneruskan, Ramlan kerap mengajak saudaranya untuk berbuat jahat. Penjara seakan tak membuatnya tobat. Padahal, anak-anak Ramlan sudah besar dan semuanya kuliah.
IMAM HAMDI