TEMPO.CO, Jakarta - Terdakwa kasus penodaan agama, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menceritakan ada seorang saksi yang merasa malu karena pernah bekerja di gerai Pizza Hut yang berasal dari Amerika Serikat. Saksi yang dimaksud adalah Habib Novel.
"Sengaja ditulis di berita acara Fitsa Hats. Saya sampai ketawa. Ditanyain akhirnya dia ngaku enggak perhatikan, padahal semua (berita acara) harus ditandatangan," kata Ahok setelah menjalani sidang di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa, 3 Januari 2017.
Baca: Imam FPI DKI Ungkap Alasan Benci Ahok
Ahok mengungkapkan saksi tersebut mungkin malu menuliskan merek Pizza Hut karena memiliki pandangan bahwa tidak boleh dipimpin seorang kafir yang tidak seiman, sekalipun memimpin di tingkat rukun tetangga atau rukun warga.
Dalam persidangan, Ahok juga mengungkapkan dirinya dituding membunuh dua anak buah Novel dan merekayasanya untuk memenjarakan Sekretaris Jenderal DPD Front Pembela Islam DKI Jakarta itu. Ahok pun mengaku merasa tersanjung disebut bisa merekayasa untuk memenjarakan Novel. "Justru saya, kalau dia ketahuan saksi palsu, saya harapkan dia penjara 7 tahun," kata Ahok.
Tak hanya itu, Gubernur DKI nonaktif itu menyoalkan sejumlah keanehan kesaksian Novel yang mengaku menerima telepon dan pesan singkat dari penduduk Kepulauan Seribu yang menyebut Ahok menista agama setelah berkunjung ke sana dan mengutip surat Al-Maidah. Padahal, kata Ahok, saat kampanye waktu itu tak ada satu pun warga yang protes.
Ahok sempat bertanya kepada Novel bagaimana dan siapa yang menelepon. Namun dijawab Novel bahwa data telepon dan SMS itu telah dihapus. Karena itu, Ahok selanjutnya meminta kepolisian membawakan bukti jumlah orang yang menelepon dari Kepulauan Seribu ke nomor milik Novel.
FRISKI RIANA