TEMPO.CO, Depok - Tersangka pembunuh Sumarminah, 65 tahun, Solehudin alias Joko mengaku dihantui sosok korbannya. Selama tiga hari sejak menghabisi Sumarminah, Joko berujar mengalami kejadian aneh.
Setelah membunuh korban pada Rabu 28 Desember 2016, Joko mengaku rumah kontrakannya di Cinangneng, Kabupaten Bogor, didatangi seekor ayam berwarna hitam pada tengah malam. Hewan tersebut ingin mencoba masuk ke dalam kontrakan rumahnya.
"Ayam hitam itu menabrak jendela kontrakan. Padahal, di sekitar kontrakan tidak ada ayam hitam yang dipelihara warga," kata Joko usai melakukan prarekonstruksi pembunuhan Sumarminah di Studio Alam TVRI, Depok, Selasa, 10 Januari 2017.
Joko mengaku sulit untuk tidur setelah membunuh Sumarminah. Bahkan, di hari ke tiga yang bertepatan malam Jumat, sosok perempuan menyerupai Sumarminah datang ke kontrakannya.
Menurut Joko perempuan itu langsung memukul dadanya. Setelah itu, dia berdiri di sebalah kanan Joko sambil memandanginya. "Saya merasa nyesak, tidak bisa tidur sampai pagi," ujarnya.
Baca Juga:
Joko membunuh Sumarminah lantaran kesal hutangnya tidak dibayar. Padahal, Joko mendapatkan duit tersebut dari menggadaikan surat rumah Sumarminah yang meminta tolong kepada temannya.
Bahkan, Joko sampai menjual tanah dan rumah keluarganya di Leuwiliang, Kabupaten Bogor, untuk membantu Sumarminah. Ia telah kenal Sumarminah sejak 2008. "Hutangnya mulai 2011. Tapi, sampai sekarang belum di bayar," katanya.
Karena Joko terus menagih hutangnya, nenek tersebut mengajak Joko untuk melakukan ritual pesugihan. Sumarminah telah mengajak Joko lima kali untuk mencari kekayaan lewat jalan pintas ke Gunung Kapur, Kabupaten Bogor.
Pada ritual terakhir, Sumarminah juga sempat mengajak ke Gunung Kemukus di Jawa Tengah. Namun, akhirnya ritual itu tetap dilakukan di Gunung Kapur. "Ritualnya diajak berhubungan intim. Tidak ada paksaan, apalagi pemerkosaan," ujar Joko.
Usia berhubungan intim, Joko juga masih mengajak ngobrol korban. Namun, saat itu, terbesit dalam benaknya untuk menghabisi nyawa korban yang tidak bisa membayar hutang kepadanya.
"Saya cuma minta bayar bunganya saja Rp10 juta susah. Bahkan, saya turunin yang penting dibayar dulu, dari Rp 7 juta sampai Rp 5 juta juga tidak dianggap," ucapnya.
Sumarminah mempunyai hutang sekitar Rp 140 juta dan sudah mencapai Rp 200 juta bila ditotal dengan bunganya. Sumarminah mengaku sudah tidak punya jalan lain untuk membayar hutang. "Jadi, Ibu mengajak saya lewat jalur sesat," ucapnya.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Ajun Komisaris Besar Candra Kumara mengatakan Sumarminah tewas sekitar 12 jam setelah makan terakhir. Soalnya, setelah diotopsi tidak ada makanan di dalam lambungnya.
Mayat korban ditemukan di kawasan perbukitan Gunung Kapur, dalam keadaan membusuk dengan kondisi sebagian tubuhnya dibungkus karung dan ditutupi dengan rumput, Kamis pekan lalu.
Usai membunuh korbannya, tersangka menguras harta benda yang melekat di tubuh Sumarminah, mulai dari kartu ATM, buku tabungan dan telepon genggam milik korbannya. Setelah itu, tersangka menghubungi keluarga korban, dan meminta duit tebusan sebesar Rp10 juta.
"Sampai sekarang keterangan berubah-ubah. Memang mereka menjalani ritual untuk melancarkan rejeki korban," ujar Candra. "Sebenarnya memang sudah sama-sama janjian."
Tersangka dijerat pasal 328, 333 dan 340 KUHP tentang tindak pidana penculikan, perampasan dan pembunuhan, dengan ancaman hukuman mati. "Kami juga masih menyelidiki kemungkinan praktek perdukunan yang dilakukan tersangka," ujarnya.
IMAM HAMDI