TEMPO.CO, Jakarta - Perwakilan Google Indonesia memberikan penjelasan mengenai munculnya nama Mabes Fitsa Hats dalam mesin pencarian Google, saat pengguna mencari nama alamat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Front Pembela Islam (FPI) di Google Maps.
Menurut mereka, insiden salahnya alamat DPP FPI itu bisa terjadi karena ada kumpulan data yang muncul di Google Maps yang datang dari berbagai sumber. Karena basemap mereka, seperti nama tempat, nama jalan, dan lain-lain, merupakan kombinasi yang berasal dari pihak ketiga, yakni sumber data publik dan kontribusi pengguna.
Simak Juga: Ini Harapan Ahok di Sidang Kelima Kasus Penistaan Agama
“Secara keseluruhan ini memberikan kami data yang komprehensif dan up-to-date. Namun kami menyadari adanya kemungkinan untuk munculnya inakurasi (ketidakakuratan) dari sumber-sumber ini,” seperti dikutip dari pernyataan tertulis Google Indonesia kepada Tempo, Selasa, 10 Januari 2017. Pernyataan itu menanggapi berita tentang: Di Google Maps, Markas DPP FPI Tertulis Mabes Fitsa Hats
Sebenarnya Google juga selalu memperbarui data secara reguler, salah satunya dengan menurunkan mobil Google ke jalan, sehingga data Google Maps mereka ter-update. Namun hal tersebut memerlukan waktu yang bervariasi. Alhasil, kemudian munculah fenomena "Markas DPP FPI menjadi Mabes Fitsa Hats". Inilah yang menyebabkan Google mempunyai tool yang bisa dimanfaatkan pengguna untuk mempercepat proses.
“Kami mendorong pengguna untuk melaporkan sesuatu yang tidak akurat lewat tool 'Send feedback' (kirim masukan) yang ada di pojok kiri bawah di aplikasi Google Maps, atau di pojok kanan bawah jika Anda menggunakan Google Maps di desktop. Kemudian klik 'Report a data problem',” ucap mereka.
Sayangnya, meski laporan pengguna membuat penamaan lokasi di Google Maps menjadi lebih cepat, terkadang hal tersebut sering disalahgunakan oleh pengguna.
Terlebih apabila banyak orang yang melaporkan tempat dengan nama tertentu, hal tersebut akan lebih cepat terekspose dan lebih cepat dibenarkan sistem.
Google Indonesia menduga, hal itulah yang terjadi pada lokasi DPP FPI yang namanya tiba-tiba berubah di Google Maps, karena mereka me-report lokasi tersebut sebagai Mabes Fitsa Hats beramai-ramai.
Karena cepat direspons oleh berbagai pihak dan banyak dari mereka melakukan koreksi, kini Google sedang memverifikasi tentang kebenaran nama dan alamat lengkap DPP FPI. Atas kesalahan nama tempat tersebut, Google Indonesia juga menyampaikan permintaan maaf.
“Ada kesalahan nama tempat yang muncul di Google Maps yang tidak seharusnya terjadi, dan kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Tim kami telah mengambil tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki isu ini,” kata mereka.
Sebelumnya, muncul keanehan di mesin pencarian Google ketika pengguna mencari alamat kantor DPP FPI. Saat Tempo mencoba menelusuri alamat DPP FPI Jakarta Pusat, justru alamat dan peta lokasi yang muncul di Google Maps tidak lagi tertulis DPP FPI melainkan “Mabes Fitsa Hats”.
Adapun alamat yang tertulis tetap sama, yakni di Jalan Petamburan III Nomor 3, Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Baca Juga:
Ahok Dilaporkan Menistakan Agama dari Diskusi di WhatsApp
Sidang Ahok, Apa yang Akan Diungkap Saksi Asal GNPF MUI?
Kabar mengenai perubahan nama itu menyusul sindiran Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menunjukkan BAP salah satu saksi sidang dugaan penistaan agama yang ia lakukan, yakni Sekretaris Jenderal FPI DKI Jakarta, Novel Chaidir Hasan.
Ahok menunjukkan daftar riwayat hidup Novel yang dituliskan pernah bekerja di Fitsa Hats. Ahok menduga, Novel malu mengakui pernah bekerja di restoran asal Amerika Serikat yakni Pizza Hut, sehingga sengaja memelesetkannya menjadi Fitsa Hats.
DESTRIANITA