TEMPO.CO, Jakarta - Seorang taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran tewas setelah diduga dianiaya para seniornya pada Rabu, 10 Januari 2017. Taruna itu, Amirullah Adityas Putra, tewas dengan luka lebam di bagian dada, perut, dan ulu hati.
Sejak kecil, Amirullah dirawat kakek dan neneknya di kawasan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Haji Madkazan Saikan, 69 tahun, sang kakek masih ingat betul saat cucunya itu cukur rambut bersama kembarannya, Amarullah Adityas Putra, dan Laksana Erwin Adityas Putra. "Kan mereka mesti botak-botak gitu, jadi saling potong rambut," kata Madkazan.
Ketiga cucunya itu memang masuk ke sekolah pelayaran untuk meneruskan tradisi keluarganya yang merupakan pelaut. Namun Amar, kembaran Amir, tak lulus masuk STIP. Ia kuliah di Sekolah Tinggi Maritim di Pulomas, Jakarta Timur. Madkazan mengenang, sejak kecil, ia yang mengantar Amir sekolah. "Anaknya pendiam dan rajin salat," kata dia.
Sebelum mendapat kabar cucunya meninggal, Madkazan mengisahkan ia mencium bau harum kembang dari musala yang ada di sebelah rumahnya. "Saya bicara dengan istri saya, sepertinya ada orang di gang kita yang meninggal. Eh nggak taunya cucu sendiri," kata Madkazan sambil terisak.
Polisi telah menetapkan lima tersangka dalam kasus kematian Amirullah. Mereka adalah senior Amirullah di Kampus STIP. Polisi masih terus mendalami keterlibatan para tersangka.
MARIA FRANSISCA