TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengubah desain kereta Mass Rapid Transit (MRT). Karena itu, produksi kereta belum dimulai hingga saat ini. Padahal perjanjian kontrak dengan kontraktor sudah dimulai pada Maret 2015.
"Memang ada desain kereta yang dikerjakan selama ini bentuknya sangat standar. Kita ingin lebih bagus dengan desain aerodinamis," kata Sumarsono di Balai Kota, Jakarta, Senin, 16 Januari 2017.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William P. Sabandar menyatakan persetujuan terkait dengan perubahan desain itu dan harus sudah diputuskan maksimal 31 Januari 2017. Dengan begitu, produksi kereta sudah dapat dimulai pihak kontraktor.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, lanjut William, merencanakan produksi 16 gerbong kereta MRT berjalan mulai Februari 2017 hingga akhir tahun ini. Jika pembangunan proyek berjalan sesuai dengan perencanaan, kereta pertama akan tiba di Indonesia pada Januari 2018.
"Jadi kita akan mulai latihan menjalankan kereta sekitar Juni 2018 karena konstruksi akan selesai kira-kira pada bulan tersebut," ujar William.
Sebelumnya, PT MRT Jakarta menandatangani kontrak CP-108 untuk paket pengadaan rangkaian kereta rel listrik (Rolling Stock) proyek MRT di Jakarta dengan kontraktor Sumitomo Corporation pada Maret 2015.
Adapun koridor pertama MRT dari Bundaran HI hingga Lebak Bulus memiliki tujuh stasiun layang di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.
Selain itu akan ada enam stasiun bawah tanah di Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran HI.
LANI DIANA | BUDI R