TEMPO.CO, Bogor - Warga Cigudeg, Kabupaten Bogor, mengeluhkan keberadaan para pekerja ilegal asal Cina di PT Bintang Cindai Mineral Geologi (BCMG) sejak 2009. “Jangankan membantu pembangunan lingkungan, orang-orang dari perusahaan, termasuk pekerja asal Cina, kerap bersinggungan dan menimbulkan konflik dengan warga karena mereka bertindak semaunya,” kata Misna Saputra, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Banyuwangi, Kecamatan Cigudeg, di Bogor, Selasa, 17 Januari 2017.
Menurut Misna, sebelum bernama PT BCMG, sejak 2002, perusahaan itu bernama PT Ronsen. Selama beroperasi, kata dia, Ronsen yang menambang batu andesit dan batuan galena nyaris tidak ada masalah antara warga dengan perusahaan dan pekerja. Namun gesekan terjadi tujuh tahun kemudian.
Baca: Dua Pekan, 34 Tenaga Asing Ilegal Ditangkap di Bogor
Pada 2009, PT Ronsen berganti nama menjadi PT BCMG. “Sejak saat itu, manajemen perusahaan tidak pernah memperhatikan lingkungan dan masyarakat sekitar,” kata Misna. Kejadian terbaru yang sempat memancing kemarahan warga sekitar, yakni ketika pemerintah melakukan pengecoran jalan kampung yang juga menuju PT BCMG. “Saat jalan dibeton, mobil perusahaan yang membawa pihak manajemen dan karyawan ngotot ingin melintas, padahal kondisi beton belum kering,” kata Misna.
Sebelumnya, 34 pekerja asing ilegal dijaring petugas Imigrasi Kelas I Bogor sepanjang dua pekan pertama Januari 2017. Dari jumlah itu, sebagian besar berasal dari Cina. Tenaga kerja asal Cina yang terbukti ilegal itu terjaring di dua lokasi, yakni di sebuah kompleks mes pekerja tambang di Desa Banyuwangi, Cigudeg, dan Cileungsi. Buruh ilegal asing di Cigudeg ditangkap di dalam hutan dan bekerja di perusahaan tambang galian C.
Menurut Misna, saat jumlah tenaga kerja asal Cina semakin banyak pada tahun lalu, aparat Desa Banyuwangi dan Kecamatan Cigudeg meminta perusahaan menyerahkan data jumlah pegawai terbaru. “Namun permintaan kami selalu diabaikan,” kata Misna.
Misna mengaku sering masuk ke lokasi perusahaan. Di sana, dia menyaksikan belasan bedeng atau mes yang ditempati tenaga kerja asing asal Cina. “Bahkan bedeng yang di tengah hutan, sebagian besar ditempati TKA asal Cina,” ucap Misna.
Baca juga: Karantina Pertanian Musnahkan Benih Cabai Ilegal Asal Cina
Setelah tenaga kerja asal Cina bertambah dan beredar kabar bahwa perusahaan juga mengolah emas, lanjut Misna, area perusahaan semakin sulit diakses warga, padahal di dalam area pertambangan PT BCMG banyak lahan garapan milik warga. “Sekarang warga yang punya lahan garapan di sekitar perusahaan tidak bisa masuk,” ujar Misna.
M. SIDIK PERMANA