TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda tak ingin kecolongan lagi setelah kejadian tewasnya taruna tingkat I, Amirullah Aditya, akibat dianiaya seniornya. Sekolah pun mengambil langkah dengan membekukan sejumlah kegiatan yang berpotensi menyebabkan tindak kekerasan.
“Kegiatan seperti drum band dan pedang pora kami bekukan,” kata pelaksana tugas Kepala STIP Marunda Kapten Arifin Soenardjo kepada Tempo, Rabu, 18 Januari 2017. Kegiatan tersebut dihentikan sementara dalam batas waktu yang belum ditentukan.
Baca: STIP Marunda Periksa Ulang Psikologis Taruna Senior
Amirullah dianiaya setelah mengikuti kegiatan drum band pada Selasa, 10 Januari 2017. Ada semacam tradisi dalam setiap penyerahan alat-alat drum band yang sarat dengan perpeloncoan di sekolah calon pelaut itu. Kegiatan pedang pora pun memiliki tradisi serupa.
Selain itu, untuk mencegah kejadian serupa, sekolah akan melakukan pemeriksaan ulang terhadap para taruna senior. “Kami akan melakukan pemeriksaan mental dan psikologis lagi,” kata Arifin. Menurut dia, hal ini sebagai langkah antisipasi terhadap potensi kekerasan.
Dalam waktu dekat, Arifin juga akan memindahkan kegiatan belajar taruna tingkat I. “Kami akan memisahkan taruna tingkat I dan seniornya,” katanya. Langkah ini dilakukan untuk mencegah mata rantai kekerasan dari senior terhadap juniornya.
Meski begitu, pemindahan hanya akan dilakukan sementara sampai suasana di kampus Marunda kondusif. Rencananya, para taruna akan dipindahkan ke Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Mauk Tangerang.
NINIS CHAIRUNNISA