TEMPO.CO, Depok - Polisi mengungkap komplotan pencuri kendaraan bermotor yang kerap beraksi di Depok. Empat tersangka dibekuk, dua di antaranya residivis. Saat menjalankan kejahatannya, para tersangka kerap menggunakan air softgun untuk menggertak korban.
Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Kota Depok Ajun Komisaris Firdaus mengatakan para tersangka yang ditangkap adalah Casmadi, 43 tahun, Hasanudin (35), Cariyanto (28), dan Maman Suparman (29). Dari tangan mereka, disita empat kendaraan roda empat hasil kejahatan. "Casmadi dan Hasanudin pernah dipenjara di Pondok Rajeg tahun 2014 dengan kasus yang sama," ucap Firdaus, Senin, 30 Januari 2017.
Menurut Firdaus, komplotan Casmadi terakhir kali mencuri mobil di Gang Masjid, RT 5 RW 8, Kelurahan Cisalak, Kecamatan Sukmajaya, Desember 2016. "Komplotan mereka mengaku telah mencuri lima mobil di Depok," ujar Firdaus.
Polisi menangkap Casmadi, Hasanudin, dan Maman di Indramayu, Jawa Barat. Sedangkan, Cariyanto diciduk di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Setiap kali beroperasi, para tersangka berbagi peran. Casmadi, yang menjadi otak pencurian tersebut, bertugas memutus kabel aki mobil agar alarm kendaraan tidak bunyi. Sedangkan Hasanudin dan Haidir, yang masih buron, menunggu di mobil.
Maman dan Cariyanto bertugas memantau situasi lingkungan rumah korban. Setelah memotong kabel aki, Casmadi membuka pintu mobil dengan kunci leter-T. "Setelah pintu terbuka, dia mengebor kunci kontak dengan bor baterai yang dibawanya," ujarnya. "Setelah kunci jebol, mobil dihidupkan dengan obeng."
Setiap beraksi, mereka selalu membawa pistol untuk mengancam korbannya jika terpergok. Untuk menghidupkan mobil, komplotan Casmadi cs hanya membutuhkan 15-30 menit. "Mobil selalu dijual kepada penadah berinisial A di Cijantung," tuturnya.
Tersangka dijerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan dan diancam hukuman 7 tahun penjara. "Mereka juga sering menjual mobil hasil curian ke Indramayu."
Casmadi mengatakan menjual mobil hasil curiannya seharga Rp 50 juta kepada penandah dan membagi rata hasilnya. Ia bisa mengotak-atik mobil karena pernah bekerja sebagai montir. "Sebelumnya, saya kerja sebagai mekanik di bengkel. Jadi saya tahu cara menghidupkan mobil dengan membor kunci kontaknya lebih dulu," ujarnya.
IMAM HAMDI