TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan nelayan berkumpul di Kantor Kelurahan Pluit, Jakarta Utara bersama para direksi pengembang reklamasi Pulau G, PT. Agung Podomoro Land (APL) dan anak perusahaannya PT. Muara Wisesa Samudra. Mereka sedang menggelar acara serah-terima program peduli masyarakat (CSR) berupa pemberian sebuah mobil ambulans khusus warga Muara Angke.
Di tengah agenda serah-terima, seorang Ketua Komunitas Nelayan Tradisional bernama Iwan menyergah acara. Dia berniat menolak menerima hadiah ambulans itu. Tapi belum tangannya turun saat interupsi, pembawa acara serah-terima telah menghentikan tindakannya,
Baca : Sosialisasi Amdal Pulau G, DKI Dituduh Paksakan Reklamasi
"Saya tadi ingin bilang, kalau ambulans itu terkait CSR reklamasi, maka kami dengan tegas menolaknya," kata dia kepada Tempo di sela-sela acara pada Senin, 30 Januari 2017. Ia dan sejumlah nelayan pendukungnya pun ciut setelah Lurah Pluit, Yoel Mark Stefan Sibarani turun tangan melarang Iwan protes di tempat itu.
Lurah Yoel dan sebagian besar nelayan di ruangan itu sepakat menerima hadiah ambulans tersebut. Dalam sambutannya, Yoel berharap akan lebih banyak bantuan CSR untuk warga Muara Angke.
Wakil Presiden Direktur PT APL, Noer Indradjaja membenarkan bahwa program bantuan itu adalah CSR dari PT Muara Wisesa Samudra untuk membangun reklamasi Pulau G. Ia tak mempermasalahkan adanya pro-kontra terkait reklamasi. "Pro-kontra itu biasa," ujarnya.
Indrajaja menjelaskan bahwa sebagai pengembang reklamasi, pihaknya akan memerhatikan warga sekitar, khususnya nelayan di Muara Angke. Sebelumnya dia mengaku telah memberi bantuan beasiswa ke masyarakat, pembangunan musala dan bentuk bantuan lain, termasuk mobil ambulans.
Karena itu, dia mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung pembangunan reklamasi Teluk Jakarta. Menurut dia, reklamasi akan menguntungkan warga sekitar karena menyerap ribuan tenaga kerja. "Nanti kami akan prioritaskan tenaga kerja dari warga Muara Angke," kata dia.
Pihaknya menganggap nelayan yang menolak reklamasi hanya sebagian kecil saja. Itu pun, menurut Indrajaja, bukan penduduk dan nelayan di Muara Angke. Sejauh ini ia mengaku bakal menyiapkan keperluan yang diminta pemerintah, termasuk sosialisasi kepada masyarakat. Noer berencana akan menggelar pendekatan lebih intensif ke pada masyarakat Muara Angke.
Saat ini, APL mengaku sedang melengkapi perbaikan Analisa mengenai Dampak Lingkungan (amdal) Pulau G yang sebelumnya dipermasalahkan Kementerian Lingkungan Hidup. "Kami akan mengikuti sepenuhnya kemauan pemerintah," kata Indrajaja. Termasuk memperbaiki pulau yang sebelumnya mengganggu PLTU Muara Karang.
Kegiatan serah terima berjalan lancar, karena Iwan memilih pulang bersama rekan-rekannya. Ia mengancam akan mengerahkan 700 massa untuk menolak reklamasi di Kantor Kelurahan Pluit. Rencananya, pada 31 Januari 2017 besok, akan ada sosialisasi tentang amdal reklamasi Pulau G di Kantor Kelurahan Pluit.
AVIT HIDAYAT