TEMPO.CO, Jakarta - Pengembang PT Muara Wisesa Samudra menggelar sosialisasi analisis mengenai dampak lingkungan pembangunan reklamasi Pulau G di hadapan warga Muara Angke. “Reklamasi dilakukan untuk kemaslahatan masyarakat. Itu adalah komitmen Agung Podomoro," ujar Direktur Utama PT Muara Wisesa Samudra Noer Indradjaja saat membuka sosialisasi di Kantor Kelurahan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa, 31 Januari 2017.
Baca: Pro Kontra Reklamasi, Agung Podomoro Beri Ambulan ke Nelayan
Noer mengatakan, 2 tahun lalu sudah menggelar sosialisasi kepada warga setempat. Namun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan meminta pengembang memperbaiki amdal. “Ada sejumlah hal yang perlu diperbaiki ulang dan disosialisasikan ke warga,” ujar Noer.
Menurut Noer, saat ini pembangunan reklamasi dihentikan sementara karena ada kontroversi di masyarakat. Namun dia memastikan perusahaannya tetap peduli dengan masyarakat. PT Muara Wisesa rutin memberi bantuan sosial berupa corporate social responsibility (CSR) ke warga Muara Angke. “Seperti membelikan sebuah mobil ambulans,” kata Noer.
Noer juga mengklaim telah memberi bantuan untuk perbaikan musala dan beasiswa bagi siswa berprestasi di Muara Angke. “Bahkan ada warga nelayan yang sudah masuk Universitas Agung Podomoro walaupun pembangunan reklamasi belum berjalan,” tutur Noer.
Baca: Pakar ITB: Reklamasi Teluk Jakatra akan Perparah Banjir
Perwakilan dari PT Muara Wisesa, Andreas, mengklaim reklamasi Pulau G telah menaati semua peraturan pemerintah dan telah memiliki kelengkapan izin. “Reklamasi dibangun seluas 161 hektare, ini termasuk pulau yang enggak terlalu besar dibanding yang lain,” kata Andreas.
Andreas menegaskan, pulau seluas itu milik Pemerintah DKI Jakarta. Sedangkan pengembang hanya menyewa lahan atau hak pakai selama 25 tahun. Nantinya, Andreas menambahkan, 70 hektare lahan akan dibangun hunian, apartemen, perkantoran, dan perdagangan.
“Selebihnya akan digunakan untuk ruang terbuka hijau, ruang terbuka biru, sekolah, rumah sakit, dan lainnya,” ucap Andreas. Andreas menegaskan proses pembangunan akan menggunakan sistem ramah lingkungan, termasuk pengurukan menggunakan pasir yang menggunakan kapal kecil.
Baca juga: TERUNGKAP: Memo Ahok ke Bos Podomoro Soal Barter Reklamasi
Pengurus Nelayan Payang Muara Angke, Agus Sutardi, mempertanyakan reklamasi laut di Teluk Jakarta. “Apakah reklamasi ini penting untuk warga?” ucap Agus. “Tidak hanya dukung-mendukung, kalau ada kami susah mana bantuan bapak? Kami ingin saling bantu-membantu,” ujar Agus.
AVIT HIDAYAT