TEMPO.CO, Jakarta - Jawara Bekasi, Damin Sada, beraksi. Pria kelahiran 52 tahun lalu itu menantang duel petinggi organisasi kemasyarakatan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) setempat. Aksi itu pun menjadi perbincangan hangat di media sosial belakangan ini.
Ketika dihubungi Tempo, Damin mengaku menantang duel pimpinan GMBI Bekasi karena kesal ketika masa Front Pembela Islam menggelar aksi di depan Markas Kepolisian Daerah Jawa Barat di Bandung pada Kamis, 12 Januari 2017, dipukuli sekelompok massa yang disebutnya dari GMBI.
"Di sana kan ada ulama, mereka digebukin, ada yang bawa balok, senjata tajam," kata Damin kepada Tempo, Rabu, 1 Februari 2017. Padahal kata dia, persoalan hukum yang menjerat pimpinan FPI, Rizieq Syihab, sudah ditangani oleh aparat penegak hukum. Ia menyayangkan ada kelompok massa yang turun bahkan sampai terjadi kericuhan.
Seusai aksi itu, Damin merasa terpanggil untuk membela ulama, apalagi masa GMBI banyak yang datang dari Bekasi. Menurut dia, upaya klarifikasi yang dilakukan anak buahnya terhadap aksi di Bandung tak mendapatkan respons. "Ditelepon juga tidak aktif," kata dia.
Karena itu, sejumlah Jawara Bekasi yang mayoritas berasal dari Gabus, Tambun, menggelar aksi. Pada Jumat, 20 Januari 2017, mereka berkumpul di Alun-alun Bekasi, Jalan Pramuka, Bekasi Selatan. Mereka menantang duel pimpinan GMBI satu lawan satu. Ia meminta agar duel tersebut tak dibawa ke ranah hukum, sedangkan yang mati langsung dikubur.
ADI WARSONO