TEMPO.CO, Jakarta - Berita tentang serangan bom molotov di markas Front Pembela Islam, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis dinihari, 2 Februari 2017, beredar di media sosial. Namun berita ini dibantah Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono.
Menurut Argo, sasaran bom molotov bukanlah markas FPI, melainkan pos ronda untuk berkumpul. "Bukan markas. Itu seperti pos ronda, rumah-rumah bedeng gitu," kata Argo.
Simak: Video Diduga Rizieq, Polisi Teliti Sprei Firza Husein
Argo berujar, di lokasi tersebut, juga tidak ada papan yang menunjukkan tempat itu menjadi markas organisasi apa pun. Argo mengimbau masyarakat tidak mudah terpancing dengan isu yang beredar di media sosial. "Makanya perlu diluruskan. Kalau konotasi orang itu rumah (posko), kan pasti ada papan namanya gitu," ucapnya.
Polisi saat ini masih menyelidiki insiden pelemparan bom itu. "Kami akan cari pelakunya," tutur Argo.
Baca juga: Dugaan Makar, Rizieq Paling Banyak Ditanyai Penyidik
Kepala Kepolisian Resor Jakarta Timur Komisaris Besar Agung Budiyono mengatakan pihaknya belum bisa memastikan ledakan tersebut merupakan bom molotov. Saat ini, sejumlah saksi masih diperiksa. "Informasinya dari masyarakat. Itu ledakan hanya mengenai meja dan kursi," ujar Agung.
Sebelumnya, beredar sejumlah foto yang menggambarkan situasi sebuah pos dengan ledakan bom molotov. Salah seorang netizen menuliskan, lokasi ledakan bom tersebut merupakan markas FPI.
INGE KLARA SAFITRI