TEMPO.CO, Depok - Ratusan orang menyemuti rumah adik bos Pandawa Group, Subardi, di Jalan Anggrek 7 Nomor 31, RT 2 RW 2, Kelurahan Cinangka, Kecamatan Sawangan, Jumat, 3 Januari 2017. Mereka penasaran dengan bungkusan hitam diduga bom yang sedang dijinakkan tim Gegana Markas Kepolisian Brigade Mobil, Kelapa Dua, Depok.
Rifai, 24 tahun, seorang warga, mengaku ingin melihat bagaimana tim Gegana memeriksa bungkusan hitam yang diduga bom itu. Sejak pukul 15.00, bungkusan hitam tersebut tergeletak di halaman rumah Subardi. "Saya penasaran. Soalnya, infonya bom," kata Rifai.
Tim Gegana yang menggunakan pakaian penjinakan bom hijau mendekati rumah Subardi untuk mengambil bungkusan yang dicurigai sebagai bom tersebut.
Sugeng Ngatrio, 45 tahun, warga lainnya, mengatakan ketua RT setempat mendapatkan pesan pendek dari orang tidak dikenal pada Jumat pagi. Pesan pendek itu berisi ancaman bom yang akan dilakukan nasabah yang sakit hati karena ditipu oleh bos Pandawa Group, Salman Nuryanto.
"Tadi pagi jam 9 ada pesan ancaman. Pas dilihat di halaman rumahnya ada bungkusan hitam yang terikat tali rafia," ujar Sugeng.
Rumah adik bos Pandawa Group tersebut sudah kosong sejak sebulan lalu. Pagarnya yang setinggi 2 meter terkunci dari dalam. Polisi membongkar gembok gerbang rumah Subardi dan memasang garis polisi.
Sejak masalah investasi bodong ini mencuat, puluhan nasabah tiap hari datang ke rumah Subardi. Namun mereka tidak bisa menemuinya karena Subardi sudah kabur sebulan lalu.
"Karena tidak bisa menemui pemilik rumah, banyak nasabah ke rumah Pak RT untuk meminta kontak Subardi," tutur Sugeng.
IMAM HAMDI