TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan korban penipuan berkedok investasi oleh Pandawa Group melapor ke Kepolisian Daerah Metro Jaya pada Jumat pekan lalu. Karena hal itu, penyelidikan kasus investasi bodong ini dilimpahkan ke Polda Metro Jaya.
"Kasusnya kini dilimpahkan ke Polda Metro Jaya," ujar Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Ajun Komisaris Besar Candra Kumara, Ahad, 5 Februari 2017. Sebelumnya, polisi Depok sempat menerima satu di antara delapan pelapor yang datang ke mereka dengan kerugian senilai total Rp 5 miliar.
Baca: Ratusan Nasabah Pandawa Group Melapor ke Polda Metro Jaya
Candra mengatakan semua laporan itu dikonsentrasikan di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. "Termasuk berkas satu pelapor yang telah kami periksa," katanya.
Meski begitu, kata Candra, posko pengaduan Pandawa Group tak ditutup. Pusat pengaduan yang digagas polisi bersama Pemerintah Kota Depok itu tetap dibuka untuk menampung informasi dari para nasabah. “Tapi nasabah yang ingin membuat laporan selanjutnya diminta mendatangi Markas Polda Metro Jaya," ujarnya.
Baca: Rumah Adik Bos Pandawa Group Diteror
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan pihaknya juga membuka pusat pelaporan. "Masyarakat yang merasa menjadi korban bisa melapor ke sini atau posko yang dibuat Polres Depok," katanya.
Koperasi Pandawa Group ini disebut memiliki nasabah sekitar 3.000 orang. Per akhir pekan lalu, Polda telah menerima aduan dari 173 orang. Kerugian berdasarkan laporan aduan itu mencapai Rp 20 miliar. Kerugian tiap korban berbeda. Ada yang Rp 15 juta, ada yang paling tinggi Rp 1,2 miliar. "Kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah," kata Mikael Marut, kuasa hukum para korban tersebut, Jumat lalu.
Para korban melaporkan bos Pandawa, Salman Nuryanto, dan beberapa anak buahnya yang disebut leader, di antaranya Agustinus Budi, Yenny Selva, dan Vita Lestari. Sebelumnya, para korban menyambangi rumah Nuryanto di Depok, tapi tidak bertemu dengan yang bersangkutan.
Selain itu, rumah adik Nuryanto, Subardi, pun disebut sempat disambangi para nasabah yang merasa ditipu. Bahkan sempat ada teror berupa bungkusan mencurigakan di depan rumah yang sudah ditinggalkan Subardi itu. Saat diperiksa oleh Gegana Polri, isi tas itu adalah pakaian.
IMAM HAMDI | NINIS CH