TEMPO.CO, Depok - Universitas Indonesia mendorong Pemerintah Kota Depok segera membebaskan jalan terusan Juanda di kawasan Beji, Depok. Pembebasan tersebut dibutuhkan untuk pembangunan jembatan sebagai akses penghubung antara Rumah Sakit UI dan Jalan Raya Margonda.
Direktur Pengelolaan dan Pemeliharaan Fasilitas UI Gandjar Kiswanto mengatakan pihaknya membutuhkan jembatan utama untuk keluar-masuk kendaraan ke Rumah Sakit UI dari Jalan Margonda. Sebab, RSUI segera diresmikan dan beroperasi pada Agustus 2017. "Jembatan itu nantinya menjadi pintu keluar-masuk satu-satunya ke RSUI, yang ada di atas Jalan Tol Cijago," kata Gandjar, Jumat, 3 Januari 2017.
Menurut dia, setiap pembangunan jalan tol membutuhkan jalan arteri. Namun sekarang pola tersebut berubah. Sehingga pembangunan jalan tol lebih diutamakan dibanding jalan arteri.
Baca: UI Bangun Rumah Sakit dan Gedung Senilai Rp 1,4 Triliun
Pemerintah pusat menyatakan sudah siap membangun jembatan tersebut karena sangat dibutuhkan. Apalagi RSUI akan menjadi rumah sakit utama rujukan di Indonesia dan untuk kepentingan masyarakat. "Depok memang mengalami kendala dalam pembebasan lahan. Tapi kami siap berkoordinasi untuk pembangunan jembatan ini," ucap Gandjar.
Rencananya, jembatan ini akan dibangun sepanjang 110-120 meter dengan lebar 22 meter. Namun, karena pemerintah Depok belum bisa membebaskan jalan terusan Juanda, UI mengubah rencana dengan mengubah panjangnya menjadi 90 meter dengan lebar 22 meter. Nantinya, UI akan meminta PT Pertamina mengizinkan lahannya digunakan sementara untuk akses keluar jembatan.
"Sebab, terusan Juanda belum bisa dibebaskan. Jadi nanti jatuhnya di ROW (Right of Way) Pertamina Gas," ucapnya. "Kami sudah mengirim surat untuk meminta izin ke Pertamina Gas."
Gandjar menambahkan, jika nanti pemerintah Depok bisa membebaskan lahan terusan Juanda, UI akan menambah panjang jembatan. Sejauh ini, UI telah dua kali berkoordinasi dengan pemerintah Depok, yaitu pada 2015 dan 2016. "Tetap belum ada kepastian," ucapnya.
Gandjar menuturkan, pembangunan Jembatan Utama UI akan mulai direalisasikan pada Maret 2017. Tahapan saat ini adalah proses finalisasi izin dari Pertamina Gas untuk menggunakan lahan mereka.
Hingga Februari 2017, pembangunan RSUI sudah mencapai 70 persen. Karena itu, UI harus segera menyelesaikan pembangunan jembatan tersebut. "Sebelum terusan jadi, terpaksa kami menggunakan jalan warga yang lebarnya tidak mencapai 8 meter."
Baca: Rumah Sakit UI Depok Mulai Beroperasi Tahun Depan
Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Dody Setiawan mengatakan pemerintah Depok masih melakukan penyesuaian detail enginering design pembangunan terusan Juanda. "DED sudah jadi sejak 2015, tapi ada penyesuaian karena ada rencana pembangunan Jembatan UI dan pintu keluar-masuk Jalan Tol Cijago di Juanda," ujarnya.
Namun pemerintah telah menargetkan pembebasan terusan Juanda mulai 2018 secara bertahap. Adapun pembahasan tersebut telah dilakukan sejak tahun kemarin. Apalagi sebenarnya DED terusan Juanda sudah ada sejak 2005. "Sudah dua kali ada DED-nya. Sekarang tunggu penyesuaiannya," ujar Dody.
Ia mengungkapkan, penyesuaian tersebut karena pembangunan terusan Juanda di kawasan itu melewati rel kereta. Sehingga pembangunan terusan Juanda dipastikan menggunakan underpass.
Namun, kalau menggunakan underpass, kata Dody, kemiringan untuk masuk ke akses jembatan yang nantinya akan dibangun sulit dijangkau. "Jadi pertimbangannya itu, sehingga harus disesuaikan," ujarnya. "Sulit dari underpass langsung dibuat belokan ke jembatan. Kemiringannya tidak memungkinkan."
Baca: Rumah Sakit Universitas Indonesia Diracang Tahan Gempa
Lebih jauh, ia menuturkan, terusan Juanda merupakan salah satu target pembangunan jalan yang tertuang di Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Depok pada 2006-2025. Bahkan terusan Juanda masuk target pembangunan Depok Outer Ring Road (DORR).
Hingga tahun 2025, Pemkot Depok menargetkan pembebasan terusan Juanda hingga 50 persen atau berjarak 7 kilometer dari Jalan Juanda sampai Limo Raya. "Memang pembebasannya membutuhkan anggaran yang cukup besar," ujar Dody. "Sampai sekarang saja Jalan Tol Cijago belum selesai pembebasannya."
IMAM HAMDI