TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono memiliki beberapa catatan untuk Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang akan kembali menjabat Gubernur DKI. Salah satunya terkait dengan pembinaan terhadap aparatur sipil negara (ASN) di jajaran pemerintah Jakarta.
"Satu yang kurang dan kalau ke depan mau diperbaiki adalah pembinaan kepamongprajaan di lingkungan ASN Pemerintah Provinsi DKI," kata Sumarsono di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat, 10 Februari 2017.
Baca: Kenapa Menteri Dalam Negeri Masih Tetapkan Ahok sebagai Gubernur DKI
Pembinaan yang dimaksud Sumarsono adalah pembinaan asah, asih, dan asuh. Pertama adalah asah, merupakan aspek untuk menyegarkan kembali keterampilan ASN pemerintah.
Selama 3,5 bulan menjadi pemimpin sementara Jakarta, Sumarsono menemukan beberapa pejabat eselon II yang belum mendapatkan studi pendidikan dan latihan pimpinan (diklatpim). Padahal jabatan eselon II sudah memenuhi syarat untuk mengikuti pendidikan kedinasan.
"Banyak sekali yang tidak ikut pendidikan kedinasan dan tidak ada rencana mengirimkan (ASN ke diklatpim). Padahal ini aturan umum yang berlaku secara nasional," ucap Sumarsono.
Sedangkan untuk aspek asih, pembinaan ASN harus dilakukan dengan penuh kasih. Sumarsono menyarankan perlunya membangun hubungan antara pimpinan dan bawahan. "Ada tali kasih dalam sebuah hubungan pimpinan dengan bawahan. Dengan sayang sama anak binaan (bawahan), dia (pimpinan) bisa berkorban dan sebagainya," ujarnya.
Terakhir aspek asuh, menekankan pada sosok seorang bapak yang memiliki banyak anak asuh. Bapak adalah perumpamaan bagi Gubernur DKI Jakarta, sementara anak asuh merupakan para pejabat.
Pembinaan asah, asih, dan asuh lebih menekankan pada peningkatan kemampuan bekerja sama (team work) yang baik di kalangan para pejabat. Hal itu telah dilakukan Sumarsono saat menggelar rapat pimpinan (rapim) di kereta wisata bersama kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) pada Januari 2017. "Maka, rekreasi ke Yogyakarta itu sebenarnya pembinaan team work, sama dengan pegawai media diajak outbond. Itu menjadi penting karena jiwa tidak hanya membutuhkan raga, tapi juga siraman rohani dan siraman jiwa. Jiwa itu juga perlu diisi," katanya.
LANI DIANA